Monday 25 April 2011

Monday, April 25, 2011
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI) dan Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI) Telah Antisipasi Ancaman Bom Selama Paskah. JAKARTA - Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI) dan Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI) telah melakukan antisipasi atas ancaman bom yang membayang-bayangi perayaan paskah tahun ini.

"Sejak awal, karena kita sudah dengar, umat sudah mengantisipasi. Paroki-paroki dengan seksi keamanan dan kerja sama dengan baik, ada juga Banser dari NU, ada pramuka, sehingga pengamanan eksternal itu agak ketat. Pagi itu gereja-gereja sudah disisir," jelas Romo Benny Soesetyo, dari bagian Hubungan Antara Agama KWI.

"Dua hari sebelumnya kita sudah mendapat kabar bahwa akan ada bom yang ditanam di beberapa gereja. Dan dengan polisi yang cepat dan profesional dan beberapa pelaku ditangkap, itu membuat umat lebih tenang dalam melaksanakan ibadah paskah ini."

Romo Benny menambahkan bahwa semua umat juga sudah diminta untuk mengikuti mekanisme pengamanan, seperti tidak usah membawa tas dan barang-barang lain yang mencurigakan.

"Sebenarnya umat dalam paroki itu saling mengenal, sehingga kalau ada gerak-gerik yang mencurigakan maka umat bisa melaporkan kepada seksi keamanan. Sudah ada mekanisme seperti itu untuk upacara keagamaan besar."

Kewaspadaan PGI
Tindakan kewaspadaan juga ditempuh oleh Persekutuan Gereja-gereja se-Indonesia (PGI) yang membawahi gereja-gereja Protestan.

"Kita menghimbau seluruh warga untuk lebih waspada tapi juga tidak usah harus khawatir atau takut secara berlebihan karena kita percaya bahwa aparat kepolisian bisa mengatasi berbagai masalah keamanan," jelas Pdt Gomar Gultom, Sekretaris Umum PGI.

Karena ancaman keamanan dan gangguan atas ibadah keagamaan, PGI juga meminta agar jemaat tidak usah membawa barang-barang yang berlebihan saat ibadah Paskah, kecuali Alkitab dan Kidung Nyanyian.

Gomar Gultom menambahkan bahwa sebenarnya bukan hanya keamanan gereja saja yang perlu ditingkatkan tapi keamanan seluruh negeri.

"Kami menganggap negara sepertinya masih membiarkan di beberapa kejadian, kekerasan berlangsung tanpa tindakan hukum yang sungguh-sungguh," tutur Gomar Gultom.

"Sehingga tidak ada efek jera kepada para pelaku kekerasan. Oleh karena itu himbauan kita itu bagaimana agar negara lebih tegas dan serius menindak pelaku-pelaku kekerasan."

"Karena korban-korban kekerasan dan teror selama ini kan tidak hanya gereja, banyak juga masyarakat lain yang mengalami hal ini."

Sumber: BBC Indonesia