Wednesday, 20 April 2011

Wednesday, April 20, 2011
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Naskah Doa Bagi Bangsa oleh Pdt. DR. A. A. Yewangoe. JAKARTA - Dalam ibadah "Doa Bagi Bangsa", sebuah aksi damai dan kepedulian kepada Bapos GKI Taman Yasmin, Pdt. DR. A. A. Yewangoe diminta memanjatkan Doa Bagi Bangsa. Ibadah tersebut dilaksanakan di depan Istana Negara pada 17 April 2011 pukul 13.00 WIB. Acara ini diselenggarakan oleh Forum Bhinneka Tunggal Ika (FBTI).

Berikut ini adalah naskah Doa Bagi Bangsa yang dipanjatkan oleh Pdt. DR. A. A. Yewangoe:

Bapa kami yang di Sorga,

Kami bersyukur sebab Engkau menganugerahkan Tanah Air yang indah kepada kami, Indonesia Raya. Di dalamnya berdiam umat-Mu yang terdiri dari berbagai suku, ras, etnis, dan penganut agama yang berbeda-beda. Kami yakin ini adalah anugerah-Mu agar kami mampu menjalin persahabatan dan keintiman satu sama lain. Bahwa adanya perbedaan-perbedaan di antara kami, tidak usah harus dipandang sebagai cacat. Sebaliknya, perbedaan-perbedaan itu dilihat sebagai kekayaan bersama guna berjalan bersama di dalam perjalanan sejarah bangsa kami.
Kenyataan inilah yang secara arif dilihat oleh para pendiri bangsa kami, sehingga mereka menciptakan semboyan: Bhinneka Tunggal Ika, berbeda-beda tetapi satu jua adanya. Pancasila, Engkau anugerahkan kepada kami bukan sekadar sebagai ideologi bangsa, tetapi sebagai payung besar, yang di bawah naungannya kami boleh hidup bersama. Indonesia adalah Rumah Bersama bagi kami.

Dengan penuh pengakuan dosa, kami ingin menyampaikan ya Bapa, bahwa dalam bulan-bulan terakhir ini kami mengalami hal-hal yang tidak sesuai dengan cita-cita luhur itu. Kecenderungan menyeragamkan segala sesuatu hampir menjadi bagian kehidupan sebagian anak bangsa ini. Maka pemaksaan kehendak dialami di beberapa tempat di negeri kami ini. Kami mohon kiranya Engkau menghindarkan bangsa kami dari cara berpikir sempit seperti ini. Kami mohon Engkau memberi pencerahan kepada seluruh bangsa kami, bahwa kesatuan sejati justru dibangun di atas pengakuan bahwa kami berbeda dan beraneka ragam.

Izinkanlah ya Tuhan, kami berdoa pada kesempatan ini untuk Pemerintah bangsa kami, mulai dari yang tertinggi hingga yang paling dasar. Kami yakin Engkaulah yang memberi kuasa kepada mereka untuk menegakkan keadilan, guna mengayomi seluruh bangsa kami tanpa memandang suku, etnis, ras, dan agama. Biarlah mereka benar-benar menjalankan amanat ini dengan benar, sehingga keadilan-Mulah yang direfleksikan, bukan sekadar kemauan mereka.

Mereka telah bersumpah untuk menjunjung tinggi Konstitusi Negara kami, di mana di dalamnya kebebasan menganut agama dan beribadah dijamin sepenuh-penuhnya. Tolonglah kami untuk menegakkan Konstitusi tersebut, apapun taruhannya. Biarlah mereka tidak menaklukkan diri ke bawah kemauan sekelompok orang yang belum tentu sesuai dengan roh Konstitusi kami.

Kami mohon agar pemerintahan kami berjalan baik, suatu pemerintahan yang bersih dan berwibawa. Namun kewibawaan itu hanya ada apabila mereka benar-benar konsisten dengan sumpah mereka untuk menegakkan Konstitusi, untuk melindungi segenap tumpah darah Indonesia. Biarlah mereka menyadari bahwa melalaikan amanat ini sama dengan pengingkaran terhadap Konstitusi.

Secara khusus kami ingi berdoa bagi Walikota Bogor yang mengemban tugas yang tidak ringan, melayani masyarakat yang sangat majemuk ini di dalam juridiksi pemerintahannya. Biarlah Walikota kami ini mampu menjalankan kekuasaan dengan adil, menjunjungi tinggi kebebasan beribadah dan beragama sebagaimana diamanatkan di dalam Konstitusi kami. Biarlah pencerahan yang dari Engkau ada padanya, sehingga ia mampu mengambil keputusan yang adil dan menyejukkan bagi semua pihak.

Dalam kaitan dengan GKI Yasmin, biarlah ia diberi kemampuan untuk menaati keputusan hukum yang telah ditetapkan oleh Mahkamah Agung RI dengan mengizinkannya melaksanakan lagi kebaktian di tempat mereka.

Pada akhirnya kami ingin berdoa bagi seluruh rakyat Indonesia yang tetap berjuang guna melanjutkan kehidupannya. Bagi sebagian besar bangsa kami, kehidupan tidak selalu mudah. Mereka masih terus berjuang untuk mengatasi kemiskinannya. Mereka masih tetap berjuang untuk memperoleh keadilan, betapapun kecilnya. Biarlah bangsa kami tidak berputus asa. Sebaliknya, berikanlah selalu perasaan optimisme dan pengharapan, bahwa hari esok selalu lebih baik dari hari ini. Di dalam pengharapan itu kiranya bangsa kami menjadi bangsa yang besar, bukan karena jumlah penduduknya, tetapi karena sumbangannya yang berharga bagi kemanusiaan.

Dengarkanlah doa kami. Di dalam Yesus Kristus kami menyampaikan doa ini. Amin.

Sumber: PGI