Friday 29 April 2011

Friday, April 29, 2011
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Pasca Gelombang Tsunami Jepang, Warga Auki dan Sandidori Masih Memprihatinkan. BIAK (PAPUA) — Gelombang pasang yang terjadi setelah tsunami di Jepang beberapa waktu lalu yang juga meluas ke Papua hingga beberapa wilayah papua termasuk 85 rumah warga kampung Auki dan Sandidori di Pulau Auki, wilayah Kepulauan Padaido, Biak. Hingga kini kondisinya masih memprihatinkan alias tergenang air laut, berbagai aktivitas wargapun terganggu.

Dan walaupun dalam kondisi tersebut, sebagian warga masih bertahan dirumah-rumah yang masih terendam air laut setinggi 80 sentimeter setiap harinya. Begitu pula gedung sekolah dasar yang berada di kampung Auki. Lebih parah lagi, saat air pasang pagi atau sore hari. Sedangkan sebagian warga lagi terpaksa harus mengungsi, dengan membangun pondok darurat di daratan yang agak tinggi.

Menurut kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat, Yunus Saflembolo,SE,MTP, kejadian tersebut merupakan kelanjutan sejak gempa bumi dan tsunami pada 2006 lalu di Biak serta gempa 2008 lalu, hal itu diperparah sebagai dampak tsunami di Jepang pada 11 Maret lalu, yang berpengaruh langsung ke wilayah utara Biak, khususnya di kepulauan Padaido.

Kondisi terakhir, puluhan rumah masih terendam air laut terutama saat pasang yang naik hingga capai 80 cm, yaitu pagi dan sore hari. Sehingga aktifitas warga banyak yang tidak berjalan, bukan perumahan warga saja, tetapi bangunan gereja dan sekolah dasar juga terendam air laut.

“Kondisi terparah ada di dua kampung yaitu Auki dan Sandidori, keduanya di pulau Auki. Ada 85 rumah rusak berat dan sebagian warga sudah mengungsi, sebagian lagi masih bertahan,” katanya kepada Bintang Papua, Selasa (19/4).

Upaya pihaknya, saat ini terus bersama warga setempat, telah membangun talug yang terbuat dari batang kelapa. Hal itu untuk mengantisipasi ada gelombang pasang, namun tidak bisa menjamin, karena sifatnya sementara. Terkait hal ini, pihak BPBD setempat, melalui pemerintah daerah telah memberikan laporan dan permohonan dukungan bantuan kepada BPB pusat maupun provinsi.

“Kami sudah laporkan dan ajukan bantuan, baik ke provinsi maupun pusat tetapi belum ada jawaban pasti. Keinginan warga yaitu bantuan pembangunan talug dan perumahan anti gempa,” ujarnya.

Sementara itu, dari kunjungan tim DPRD setempat telah banyak menerima masukan masyarakat. Ketua tim DPRD yang melakukan kunjungan ke lokasi di kepulauan Auki, Marinus Baab mengatakan, hampir sebagian masyarakat yang berada di dua kampung tersebut, berharap adanya relokasi ke tempat lain. Hal itu untuk menghindari ancaman gelombang pasang yang melanda wilayah itu pasca gempa dan Tsunami Jepang beberapa waktu lalu.

“Segera pemerintah lakukan relokasi di tempat yang lebih aman, dan ini adalah harapan masyarakat,” katanya saat dihubungi Bintang Papua, Selasa (19/4).

Ia juga akui, dari kunjungan tim DPRD ke pulau Auki pasca peristiwa gempa dan tsunami Jepang itu. Masyarakat yang bermukim di kepulauan ini benar dihantam gelombang pasang air laut, sehingga merendam rumah penduduk serta fasilitas umum lain berupa sekolah dan gereja. Bahkan akibat gelombang pasang itu, hingga kini sekolah dasar di pulau Auki terendam air dan jelas menganggu aktivitas belajar mengajar siswa.

“Kami juga berharap secepatnya pemerintah provinsi maupun pusat dapat menindaklanjuti upaya permohonan bantuan yang sudah dilakukan BPBD melalui pemerintah daerah,” ujarnya.

Sumber: Bintang Papua