Friday 29 April 2011

Friday, April 29, 2011
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Tragedi Moenamani adalah Pelanggaran HAM Berat. JAYAPURA (PAPUA) - Koordinator Keadilan dan Perdamaian Gereja Kingmi di Papua, Yones Douw mengatakan, traged Moenamani adalah pelanggaran HAM berat, Polisi menembak warga secara membabi buta, hanya gara-gara persoalan judi togel. "Ini adalah kejahatan kemanusiaan, Polisi menembak mati warga hanya karena persoalan sepele,"ucapnya.

Bersama dengan Ketua Komisi A DPR Papua Ruben Magai, Ketua DPRD Dogiyai Lamek Kotouki SH, Wakil Ketua Komisi Ananias Pigai, Anggota Komisi E DPR Papua Hagar Aksamina Madai, Ketua Umum Front PEPERA PB Selpius Bobii serta Perwakilan Masyarakat Dogiyai ketika menyampaikan keterangan pers terkait insiden penembakan 4 warga sipil di Dogiyai di Pressroom DPR Papua, Jumat (15/4).

Mereka juga mendesak agar Kapolda Papua Irjen Pol Beko Suprapto MSi segera mengundurkan diri dari jabatannya. Hal ini sebagai bentuk pertanggungjawabannya lantaran tak mampu menjaga keamanan dan melindungi warga setempat

Insiden penembakan di Moanemani di Kabupaten Dogiyai pada Rabu (13/4) pukul 12.00 WIT menewaskan Dominikus Auwe (27) dan Aloysius Waine (25) serta dua korban menderita luka-luka masing masing Vince Yobe (23) dan Albertus Pigai ( 25) serta Matias Lyai (27).

Dominikus Auwe tewas dengan luka tembak bagian dada dan di bagian kepala, peluru masih bersaran dalam tubuhnya. Aloysius Waine luka tembak di dada peluruh tembus kebelakang. Vince Yobe luka tembak di dada tembus keluar di bawah ketiak kanan. Albertus Pigai luka tembak di bagian rusuk belakang tembus di bagian perut depan. Matias Lyai (27) menderita luka tembak di mata kaki pergelangan betis dan dan telapak.

Insiden ini dipicu maraknya judi togel di Moanemani, Ibu Kota Kabupaten Dogiyai. Konon, judi togel ini diduga dibackingi aparat kepolisian setempat. Sebelum insiden ini pecah sempat terjadi pertikaian antara aparat kepolisian dengan penjual togel. Aparat ketika itu mendatangi lokasi penjualan togel yang terletak di Pasar Moanemani. Tanpa basa basi aparat merampas sejumlah uang dari seorang penjual togel.

Korbanpun seketika mendatangi Kantor Polsek Moanemani untuk minta agar uangnya dikembalikan. Terjadi perang mulut yang diakhiri dengan tembakan yang menewaskan 2 warga sipil dan 3 warga menderita luka luka. Tak puas dengan tindakan aparat kepolisian yang main tembak, maka massa membakar Kantor Polsek Moanemani.

Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR Papua ini juga mendesak agar pemerintah pusat segera menangani insiden berdarah ini. Ia juga menghimbau kepada pihak Komnas HAM untuk segera menuntaskan dan mengungkit insiden ini keseluruh dunia. Pasalnya, masalah yang terjadi ini merupakan rentetan masalah masalah yang menyangkut pelanggaran HAM di Papua.

“Kami minta agar Kapolda Papua yang baru benar benar memahami kondisi di Papua dan mampu memberikan rasa aman bagi masyarakat setempat,” katanya.

Ketua DPRD Dogiyai Lamek Kotouki SH yang hadir saat itu mengatakan pihaknya prihatin dengan tragedi kemanusiaan yang terjadi di Dogiyai, padahal dengan adanya penambahan personil TNI/Polri disana bukan menjaga keamanan, tapi justru terjadi intimidasi bahkan secara membabi buta menembaki warga sipil yang tak bersalah. Tragisnya lagi, ketika terjadi musibah tersebut para petinggi pemerintahan sedang berada diluar Dogoyai.

“Tindakan aparat keamanan di Dogiyai tak manusiawi,” tandasnya.
Salah seorang warga Dogiyai yang tiba di Jayapura, Jumat (15/4) melaporkan aparat kepolisian menuduh warga merampas sebuah pistol miliknya dan minta segera dikembalikan paling lambat Jumat (15/4).

Selanjutnya, Ketua Komisi A DPR Papua Ruben Magai bersama warga Dogiyai mendatangi Mapolda Papua untuk mendesak Kapolda Papua Irjen Pol Bekto Suprapto MSi bertanggungjawab dan segera mengundurkan diri menyangkut insiden penembakan warga sipil di Moanemani di Kabupaten Dogiyai. Namun demikian, yang bersangkutan tak berada ditempat. Akhirnya, Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Polda Papua Komisaris Besar Pol Wachyono.

Hingga laporan ini ditulis situasi di Moanemani masih mencekam. Aparat keamanan didukung TNI melakukan penyisiran di lokasi kejadian menyebabkan sebagian besar warga mengungsi di lokasi aman.

Kronologis Kejadian
Mengenai kronologis kejadian, Yones Douw mewakili Gereja Kingmi Papua memaparkan, 13 April sekitar pukul 09.00 WIT, Dominokus Auwe menjula menjual kupon judi Togel di Pasar Moenamani.

Saat itu pembelinya banyak. Tiba-tiba anggota Polisi dari polsek Moenamani mendatangi tempat penjualan togel korban, dan langsung merampas uang milik korban serta warga lainnya bernama Seme. Setelah itu, Polisi kembali ke Polsek. Merasa rugi karena uangnya diambil, korban dan 2 rekannya mendatangi Polsek dan meminta uangnya dikembalikan.

“Saat korban meminta uangnya dikembalikan, Polisi tanpa member komentar atau penjelasan, langsung menembak korban di dada dan kepala. Korban tewas di depan kantor Polsek,’’ ucapnya.

Setelah itu, Polisi menembak rekan korban bernama Albertus Pigai dibagian rusuk dan Vince Yobe di dada. “Ketiga korban kemudian dibawah ke Puskesmas terdekat’’.

Mendengar peristiwa brutal itu, warga kemudian tidak terima dan mendatangi Polsek lalu membakar kantor Polsek, Asrama Polsek dan Barak kios togel milik Made yang merupakan milik Made Bandar judi Togel di Moenamani. Massa juga menyerang Kapolsek dan beberapa anggota Polisi.

Pukul 12.00 WIT masih pada hari yang sama, Albert Pigai dan Vince Yobe, oleh pihak Polsek, diambil dari Puskesmas lalu di bawah ke RSUD Nabire. Disana, keduanya dipasang infuse, baru mereka sadar, namun mereka dirawat dalam kondisi tangan terborgol.

Tidak berapa lama kemudian. Anggota Brimob dan Dalmas sebanyak 2 truck tiba di Moenamani. Sedangkan keesokan harinya 14 April 5 truck Batalyon Timsus 753 juga tiba di Moenamani dari Nabire. Seorang warga bernama Alwisius Wanine ditemukan tewas di desa Ikebo dengan luka tembak di dada. Dan hari yang sama, kedua korban dimakamkan.
Menurut Yones, seorang pengusaha asal Bali bernama Made membuka judi togel di Moenamani sejak tahun 2010, dan Polisi melindungi bisnis itu karena mendapat fee.

Bisnis togel ini sangat menarik minat warga, sehingga Made terus membuka agen penjualan. "Mestinya, Polisi menangkap bandarnya bukan pengecer yakni warga Moenamai, tapi karena Polisi mendapat fee dari Bandar, sehingga tidak bisa disentuh,’’ucapnya.
Sambungnyan, usaha illegal ini selalu dilindungi Polisi, dan bila warga menuntut ditutup, maka warga akan berhadapan dengan aparat. “Karena Polisi mendapat keuntungan dari Made, maka mereka melindunginya dan hanya menangkap pengecernya,’’ ungkapnya.

Sumber: Bintang Papua