Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Pemerintah Komunis Puji Pesan Paskah Uskup Kontum.
HANOI (VIETNAM) - Pejabat pemerintah komunis di pedesaan Vietnam menanyakan uskup tentang Keuskupan Kontum di dataran tinggi Vietnam Tengah setelah uskup merayakan Misa Paskah bagi umat Katolik di sebuah desa terpencil. Namun pertemuan mereka dengan pemimpin Gereja itu tampaknya menjadi suatu yang bersahabat dan mereka memuji uskup atas pesannya.
Uskup Michael Hoang Duc Oanh merayakan Misa khusus untuk umat Katolik setempat di sebuah kapel di Desa Lang Son di Distrik K’Bang, Propinsi Gia Lai, disaksikan oleh para pejabat yang berpakaian biasa.
“Setelah Misa, Uskup dan Pastor Joseph Oanh Minh Pham Cong diundang untuk berbicara dengan 10 pejabat pemerintah dan keamanan dari Komite Rakyat Desa Lang Son,” demikian sebuah sumber keuskupan.
Mereka pergi ke kantor pusat komite. Di mana para pejabat keamanan memuji Uskup Oanh dan imam tersebut karena mengajar masyarakat setempat untuk menjalani kehidupan yang baik, kata sumber keuskupan tersebut. Kepada kedua pemimpin Gereja tersebut, mereka mengatakan bahwa inilah pertama kalinya mereka menyaksikan ibadat Katolik.
Seleumnya, Uskup Oanh hanya mengajukan petisi kepada pemerintah untuk bisa merayakan Misa Paskah dan memungkinkan dia dan Pastor Cong untuk memimpin ibadat tersebut.
Uskup Oanh mengatakan kepada para pejabat pemerintah itu bahwa imam tidak pernah diizinkan untuk memberi pelayanan pastoral kepada umat Katolik setempat karena itu dia terpaksa harus mendengar pengakuan dosa dari umat sebelum Misa.
“Umat Katolik mengaku dosa sebelum menerima Ekaristi. Ini seperti orang mencuci tangan sebelum makan,” kata uskup.
Uskup Oanh, yang akan berusia 74 tahun pada 23 Oktober, mengatakan 20 orang yang menyertainya adalah supir, petugas kesehatan, dan yang lain adalah asistennya dalam Misa karena dia sudah tua.
“Kalian seharusnya senang bahwa orang kota datang mengunjungi kalian dan masyarakat setempat,” kata uskup kepada para pejabat pemerintah itu.
Para pejabat pemerintah itu berterima kasih karena Uskup Oanh menjelaskan arti ibadat Katolik yang “tidak pernah kami dengar sebelumnya.”
Sumber: Cathnews Indonesia