Monday 11 April 2011

Monday, April 11, 2011
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Pimpinan Gereja di Belu Minta Pemerintah Tingkatkan Bantuan kepada Petani.
ATAMBUA (NTT) - Seorang pastor di Keuskupan Atambua meminta pemerintah setempat untuk meningkatkan bantuan kepada para petani yang berjuang untuk meningkatkan panenan mereka.

“Kerjasama antara pemda Belu dan Gereja sudah cukup baik. In terbukti dengan adanya kelompok-kelompok tani yang cukup besar dan telah melakukan panen raya,” kata pastor Agustinus Berek Pr, pastor deken Belu Utara.

Hal tersebut disampaikannya dalam dialog antara pimpinan gereja dan pemerintah setempat di Paroki Stella Maris Atapupu beberapa hari lalu.

Sekitar 70 orang –yang terdiri dari para camat, kepala desa, aparat TNI dan POlri, serta pekerja pastoral- mengikuti dialog pastoral tersebut.

Menurut pastor Agustinus, para petani terus membutuhkan bantuan terutama irigasi. Karena selama ini para petani masih mengandalkan sumur pompa untuk mengairi pertanian mereka.

Pemerintah sudah memberikan bantuan berupa handtraktor kepada para petani. Namun hendaknya bantuan tidak berhenti di situ mengingat irigasi permanen masih diharapkan, selain sumur pompa.

Hadir pada kesempatan tersebut antara lain Uskup Atambua Mgr. Dominikus Saku Pr.

“Pada kesempatan ini, mari kita sinergikan kekuatan yang ada. Para pemimpin gereja dan pemerintahan perlu membangun kerjasama yang baik,” kata Mgr Dominikus.

Vinsensius Kabu selaku camat Kakuluk Mesak mengakui bahwa selama ini kerjasama yang dibangun antara gereja dan pemerintah cukup baik.

Menurut dia selama ini Gereja selalu mendukung program pemerintah terutama dalam memajukan pertanian.

“Gereja tidak saja mendukung dalam arti mengiyakan saja namun bersama umat mengelola lahan–lahan yang ada. Di paroki ini setiap kepala keluarga wajib memiliki lahan pertanian minimal seluas 1 hektare, meskipun ia bukan petani, tetapi ini wajib,” kata Vincensius.

Kegiatan dialog pastoral kemudian diakhir dengan penanaman 200 bibit pohon di sektitar gua Maria Ularo Atapupu.

Sumber : www.ucanews.com