Monday 23 May 2011

Monday, May 23, 2011
10
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca "Cuci Otak Remaja" Pdt Hadassah J Werner dan Pdt Adil Lasut Bentuk Kingdom Movement Community.
BANDUNG (JABAR) - Pendeta Hadassah J Werner, pemimpin Gereja Bethel Tabernakel (GBT) Lengkong No 9, diduga telah mengajarkan ajaran sesat kepada para jemaatnya, khususnya anak muda. Hadassah menjauhkan anak dari orangtuanya lalu membentuk komunitas bersama Pendeta Adil Lasut yang diberi nama Kingdom Movement Community.

"Pengajarannya sangat halus, sehingga lambat laun kita tidak sadar akhirnya terjebak. Pengajaran buat orangtua dan anak muda dibedakan. Jadi ada khusus pertemuan untuk anak muda," ujar Erwin (22) yang mengaku pernah ikut ajaran itu selama dua tahun, kepada wartawan, di Jalan Sawung Galing No 2, Minggu malam (22/5/2011).

Menurut Erwin, dalam pengajaran Hadassah dikatakan jika mereka adalah star atau bintang, yang merupakan orang-orang spesial. Komunitasnya diberi nama Kingom Movement Community.

"Dia mengatakan kami sebagai generasi muda adalah star, orang spesial. Katanya kita diciptakan sebelum dunia ini ada, sehingga dikatakan kalau ibu yang melahirkan kita itu hanya lah sebagai jalan lahir agar kita ada di dunia, sebab kita memang sudah diciptakan sebelumnya," jelasnya.

Erwin mengaku terus dicekoki doktrin bahwa dia dan teman-temannya adalah orang terpilih yang akan menutup zaman. Dengan pengajaran seperti itu, Erwin mengaku sering bentrok dengan orangtuanya, meski belum sampai meninggalkan rumah.

"Kita menganggap orangtua kita itu sebagai orang aneh, tidak satu visi sama kita. Makanya bentrok terus. Sebagian teman sudah meninggalkan rumah. Kalau saya hampir meninggalkan rumah, surat-surat berharga sudah saya kumpulkan," tutur Erwin yang keluar dari komunitas itu pada Juni 2010.

Kesaksian lainnya dikatakan Steffi Wisely (22). Steffi yang akrab dipanggil Evi ini mengaku sudah hampir meninggalkan rumah. "Barang-barang pribadi dan surat berharga sudah saya titipkan kepada teman, kalau jadi pergi dari rumah jadi gampang," tuturnya.

Namun niatnya itu urung dilakukan, setelah orangtuanya mengajak ngobrol panjang lebar mengenai ajaran Hadassah yang banyak menyimpang dari Alkitab. "Saat itu akhirnya saya tersadar, apalagi pas lihat adik saya yang berumur 13 tahun berani melawan mamah dan bilang jika mamah hanya sebagai jalan lahir saja," tuturnya.

Baik Erwin dan Evi mengaku saat mereka memutuskan keluar, mendapatkan ancaman. Namun yang mengancam bukan langsung Hadassah, namun orang-orang terdekatnya. "Ancaman sampai dibunuh sih enggak, tapi dibilangnya gini dalam hidup ada berkat dan kutukan. Orang yang memilih tetap bersama Hadassah akan mendapat berkat, kalau enggak ya mendapat kutuk," kata Erwin.

Sementara itu menurut Juru Bicara Eks Jemaat Gereja Bethel Tabernakel Arief menyatakan yang menjadi korban adalah anak di atas usia 16 tahun. "Kalau yang di bawah 16 tahun, kami masih gampang merangkulnya kembali. Tapi kalau di atas usia 16 tahun sudah sulit. Apalagi ditanamkan pada anak-anak, bahwa mereka berhak menentukan jalan hidupnya sendiri," ujar Arief.

Gara-gara ajarannya ini, Hadassah dilaporkan ke Polda Jabar pada November 2010. Pelaporan dipicu oleh sikap Wira, anak Indrawati, yang memutuskan hubungan dengan orangtuanya dan tinggal dekat dengan Hadassah.

Sumber: Detik Bandung