Monday 23 May 2011

Monday, May 23, 2011
1
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Warga Moldova Tolak Legalisasi Pemerintah Terhadap Organisasi Liga Islam.
CHISINAU (MOLDOVA) - Ratusan warga Moldova turun ke jalan di kota Chisinau memprotes tindakan pemerintah yang melegalisasi komunitas Muslim di negeri kecil yang terletak di antara Ukraina dan Rumania, Eropa Timur itu.

Beberapa pengunjuk rasa menyatakan, keputusan pemerintah melegalisasi keberadaan Muslim di negeri itu akan membuka pintu bagi terorisme, radikalisasi dan sikap anti Kristen pada masa yang akan datang.

"Kami ingin menjaga perbatasan-perbatasan dan mempertahankan agama Ortodoks di sini ... Orang-orang Islam itu seperti virus. Jika Anda membiarkan sedikit saja dari mereka masuk, maka jumlah mereka akan berlipat ganda dengan cepat" kata seorang perempuan yang ikut aksi protes di depan gedung pemerintahan.

Seorang perempuan lainnya yang juga ikut berdemonstrasi mengatakan bahwa orang Islam memperkenalkan poligami dan kehidupan anti kafir di Moldova. Sementara, seorang pendeta dalam aksi unjuk rasa itu menyatakan bahwa semua Muslim yang melakukan jihad dengan bentuk terorisme serta radikalisasi islam yang bergitu buruk sehingga umat Kristiani di beberapa negara mayoritas Islam semakin tertekan dan dihilangkan.

Aksi tersebut di Moldova dikordinir oleh asosiasi-asosiasi Gereja Ortodoks yang berada di bawah lembaga Moldovan Metropolitan Church, salah satu lembaga gereja yang berpengaruh di Moldova. Sejak bulan Maret kemarin, lembaga itu memprotes pemerintah Moldova yang mengakui organisasi Liga Islam sebagai wadah yang mewakili komunitas Muslim di negeri itu.

Meski demikian, tidak semua masyarakat Moldova menolak keberadaan komunitas Muslim. Sebuah LSM berbasis Kristen, Moldovan Antidiscrimination Coalition, juga menggelar aksi unjuk rasa di depan kantor pusat Metropolitan Chuch dan menyerukan agar organisasi gereja itu menghentikan kampanye pelarangan muslim dinegeri itu sebab hal itu menunjukkan sikap gereja yang salah sebab seharusnya gereja harus mengasihi sesama walaupun beda iman.

Sumber: Tim PPGI