Tuesday 31 May 2011

Tuesday, May 31, 2011
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Gubernur dan Tokoh Lintas Agama Larang Negara Islam Indonesia (NII) Masuk di Nusa Tenggara Timur (NTT). KUPANG (NTT) – Gubernur NTT, Drs. Frans Lebu Raya menegaskan, organisasi Negara Islam Indonesia (NII) tidak boleh masuk di Nusa Tenggara Timur (NTT).

Gubernur menegaskan itu saat berdialog dengan tokoh agama se-NTT di aula rumah jabatan Gubernur NTT, Rabu (25/05/2011). Menurut gubernur, dengan cara apapun NII tidak boleh masuk di wilayah NTT. Hal ini perlu ditegaskan agar anak-anak muda NTT tidak terpengaruh dengan paham atau ajaran NII.

Hadir dalam acara ini, Ketua MUI NTT, Abdulkadir Makarim, Ketua PHDI NTT, I Gusti Putra Kusuma, Sekretaris Keuskupan Agung Kupang (KAK), Romo Geradus Duka, Pr, Uskup Atambua, Mgr. Dominikus Saku, Pr, Wakil Keuskupan Ruteng, Romo Simon Nama, Pr, Wakil Keuskupan Maumere, Pater W Djulei Conterius, SVD, Wakil Keuskupan Ende, Romo Eligius Nong, Pr, Wakil Keuskupan Weetebula, Romo Herman P Panda, Sekretaris GMIT, W Kamali M, Ketua GKS Sumba, Pdt. Neftali Djoru, KPWK ( GMIT Flores) Pdt. Soleman Uly Lomi, Kepala Kantor Kementerian Agama NTT, Fransiskus Sega Seda, serta para undangan lainnya.

Lebu Raya mengatakan di NTT saat ini ada isu masuknya NII. Para tokoh agama diminta bekerja keras untuk menciptakan suasana kenyamanan dan kedamaian di NTT. Lanjut gubenur, sangat perlu kerja sama yang baik antarumat beragama dengan semua unsur terkait. Lebu Raya juga meminta para bupati dan walikota merangkul tokoh agama untuk melakukan doa bersama.

Gubernur juga menyerahkan bantuan pemberdayaan ekonomi umat untuk semua agama di NTT senilai Rp 1,335 miliar. Besarnya dana bantuan ini bervariasi. Untuk tujuh Keuskupan di NTT, masing-masing memperoleh Rp 85 juta. Gereja Kristen Sumba dan KPWK Ende dan daratan Flores Rp 85 juta, MUI Rp 50 juta, PHDI Rp 50 juta dan 19 Gereja Denominasi, satu gereja di antaranya mendapat dana Rp 10 juta, sedangkan 18 gereja lainnya mendapat dana Rp 12,5 juta.

Lebu Raya meminta tokoh agama mendukung dan terlibat dalam percepatan pembangunan di NTT.

Ketua panitia pelaksana, Dr. Filemon da Lopez dalam laporannya yang dibacakan Kabag Biro Kesra NTT, Muhamad Gaus mengatakan, kegiatan ini dilaksanakan untuk meningkatkan kerja sama kemitraan antara pemerintah daerah dengan pimpinan lembaga keagamaan dalam rangka percepatan pembangunan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat dan pemeliharaan kerukunan hidup antarumat beragama di NTT.

Pertemuan itu, juga membangun pemahaman bersama tentang upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat di NTT melalui pemberdayaan ekonomi kerakyatan dan kewirausahaan.

Sumber: Tribun