Tuesday, 31 May 2011

Tuesday, May 31, 2011
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Mgr.Dominikus Saku,Pr Minta Pemerintah Provinsi "Revolusi" Pendidikan di NTT. KUPANG (NTT) - Uskup Atambua Mgr.Dominikus Saku,Pr, meminta Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur untuk memperhatikan mutu pendidikan yang sangat jauh tertinggal dibandingkan dengan daerah lain di Indonesia.

Hal tersebut disampaikan Uskup Dominikus, saat mengikuti acara dialog antara tokoh-tokoh agama se- Provinsi NTT bersama Gubernur Fransiskus Lebu Raya, di Kupang, 25 Mei.

Menurut Uskup Dominikus apa yang dia utarakan cukup beralasan lantaran hasil UN tahun ini menempatkan NTT pada peringkat terakhir dari 33 provinsi di Indonesia. Padahal, di tahun 70-an sampai 90-an, mutu pendidikan di daerah ini tidak kalah bersaing dengan daerah lain di Indonesia.

“Kami dari kalangan gereja Katolik mendukung wacana revolusi pendidikan di NTT. Reformasi yang dimaksudkan yakni memperbaiki manajemen dinas teknis, profesional guru, anggaran, sarana dan prasarana serta sumber daya manusia,” katanya.

Dia menjelaskan, manajemen pendidikan perlu dipersiapkan untuk generasi daerah ini 10-15 tahun mendatang. Sedangkan anggaran, perlu dipikirkan subsidi bagi anak-anak cerdas tapi orangtua tak mampu secara ekonomi.

Uskup Dominikus menambahkan untuk meningkatkan mutu lulusan di NTT, semua komponen harus duduk bersama dan membicarakannya.

Ia juga menyarankan pemerintah daerah selalu memperhatikan kesejahteraan guru, termasuk tunjangan kesejahteraan. Dengan demikian, guru bekerja maksimal sehingga anak-anak dipersiapkan dengan baik dalam mengikuti ujian.

“Kenyataan di lapangan, masih ada sekolah yang kekurangan guru. Seorang guru harus mengajar di kelas I, II dan III. Untuk itu semua sekolah perlu dilengkapi jumlah guru yang ideal sesuai dengan kebutuhan,” kata uskup.

Di lain sisi, Gubernur NTT Fransiskus Lebu Raya tidak mempermasalahkan NTT menempati urutan terakhir dalam hal tingkat kelulusan SMA/SMK tahun ini.

“Memang benar secara nasional NTT berada di urutan terakhir persentase kelulusan SMA/SMK tahun ini. Namun, kita memang tidak menargetkan posisi melainkan peningkatan persentase kelulusan dan hal itu tercapai dengan persentase kelulusan 94,43 persen,” jelasnya..

Ia juga menambahkan bahwa pemerintah memaklumi kalau ada yang mempersoalkan posisi NTT yang menempati urutan terendah persentase kelulusan UN tahun ini.

“Ini menjadi motivasi bagi kita untuk memperbaikinya di masa mendatang,” katanya.

Sumber: Cathnews Indonesia