Sunday, 22 May 2011

Sunday, May 22, 2011
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Kesukupan Atambua Susun Panduan Katekese untuk Petani. ATAMBUA (NTT) - Komisi Kateketik Keuskupan Atambua bekerja sama dengan Komisi Pengembangan Sosial Ekonomi, Komisi Kitab Suci dan Komisi Liturgi mengadakan rapat tiga hari ,11-13 Mei di Nela, membahas modul katekese untuk para petani.

Modul tersebut terdiri dari 2 bagain besar. Bagian pertama berisi informasi seputar pertanian serta makna kerja petani ditinjau dari segi biblis, etika dan moral, serta ajaran sosial gereja.

Bagian kedua berisi hal-hal teknis tentang bagaimana menjadi petani yang profesional, kreatif, cerdas, dan mandiri sebagai petani katolik di keuskupan yang berbatasan dengan negara baru Timor Leste ini.

Pastor Theodorus Asa Siri, Pr mengatakan masyarakat desa dewasa ini cendrung menganggap remeh dunia pertanian, padahal itu sudah menjadi sumber nafkah hidup mereka.

Ia juga mengatakan petani sendiri tidak bertani secara sungguh bahkan meninggalkan dunia pertanian untuk memulai pekerjaan lain seperti ojek, bahkan judi.

“Kondisi seperti ini amat menantang para agen pastoral untuk lebih memberi perhatian serius bagi suka-duka hidup petani dan kompleksitas pertanian,” kata imam lulusan Universitas St. Thomas Aquinas-Angelicum jurusan Social Ethics itu.

Salah seorang narasumber awam Ir. Frido Siribein menegaskan, pekerjaan sebagai petani berpeluang besar mensejahterakan umat jika menggunakan teknik-teknik bertani secara profesional.

Menurut Frido orang tidak perlu meninggalkan produk makanan lokal seperti jagung, kacang dan ubi karena lebih sehat dibanding dengan makanan yang sudah diolah pabrik dengan kandungan kimia tertentu.

Untuk itu penggunaan pupuk organik harus digalakkan untuk menghindari dampak negatif penggunaan bahan kimia dalam pupuk.

Paulus Sako Tanouf, seorang katekis senior di Keuskupan Atambua sejak 1972 mengatakan, materi yang disusun bersama ini bisa menjadi pengetahuan tambahan bagi para petani agar meningkatkan hasil pertanian.

Ia menambahkan jika para petani diberi pembekalan ilmu-ilmu terapan oleh para pakar pertanian, tentu hasil pertanian mereka akan meningkat.

Sumber: Cathnews Indonesia