Tuesday 24 May 2011

Tuesday, May 24, 2011
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Masyarakat AIDS di Filipina Puji dan Kritik Sikap Gereja. MANILA (FILIPINA) - Seorang pakar kesehatan memuji Gereja karena membantu pasien HIV/AIDS, tetapi mengkritik sikap Gereja dalam mencegah penyebaran penyakit tersebut.

“Gereja, terutama para suster, sangat suportif,” kata Dr. Ofelia Monzon, ketua pendiri AIDS Society of the Philippines. Dia juga menambahkan, orang-orang Gereja juga sangat membantu dalam memberi penyuluhan bagi para penderita HIV.

Hal itu diungkapkannya dalam sebuah seminar media bertema Reducing Stigma and Discrimination Surrounding HIV and AIDS.

Namun, Dr. Monzon mengatakan, sikap Gereja menentang penggunaan kondom itu "menghambat" aksi melawan penyebaran virus HIV.

"Kami telah melakukan pembicaraan dengan para uskup [tentang penggunaan kondom] tetapi tampaknya tidak dampak apapun,” katanya.

“Kami menghormati keyakinan agama yang berbeda … [tapi] kami berkewajiban untuk mengatakan bahwa kondom bisa mengurangi penyebaran HIV,” tambah Monzon.

Meskipun demikian, Asisten Menteri Kesehatan Dr. Eric Tayag mengatakan, Gereja masih bisa membantu dalam memerangi penyebaran virus.

Dia mengatakan bahwa dia mengharapkan bahwa bantuan Gereja meningkatkan signifikan sebelum masa Presiden Benigno Aquino berakhir tahun 2016.

Dia juga berusaha menentang pengesahan RUU kesehatan reproduktif yang kontroversial itu yang diyakini sementara pendukung RUU tersebut adalah untuk mencegah penyebaran HIV/AIDS.

Mereka yang menyatakan bahwa RUU tersebut akan memperlambat penyebaran HIV dan AIDS sesungguhnya “tidak faktual,” kata Dr. Tayag.

Cara terbaik untuk mencegah penyebaran HIV, kata pejabat kesehatan tersebut, adalah dengan mendidik orang tentang virus tersebut, katanya.

RUU yang diusulkan “itu sendiri … tidak bisa melenyapkan persoalan,” tambahnya.

Sumber: Cathnews Indonesia