Sebelum pembacaan keputusan sidang sinode 2011 oleh panitia, sidang sinode GMMI 2011 tersebut secara resmi ditutup oleh wakil Gubernur NTT, Esthon Foenay dengan memukul gong sebanyak lima kali. “Lima kali memukul gong agar kita tidak melupakan Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia,” Esthon berujar seusai memberikan kata sambutan.
Didepan tamu kehormatan, 200 peserta sidang dan sekitar 1000 jemaat yang hadir, dibacakan laporan hasil keputusan sidang sinode GMMI 2011 yang berhasil menyelesaikan tiga agenda utama. Pertama, menyusun sistematika pelaksanaan program Gereja Masehi Musafir Indonesia sesuai amanita persidangan sinode. Kedua, merevisi tata gereja GMMI. Serta memilih Ketua Sinode GMMI dan pengurus sinode GMMI untuk masa bhakti 2011 – 2015.
Seusai pembacaan laporan hasil keputusan sidang sinode, dilangsungkan serah terima jabatan antara ketua sinode GMMI baru terpilih, Wellem Bastian, yang menerima simbol jabatan dari Yehezkiel Lede, penjabat ketua sinode GMMI selama dua periode, 2003-2007 dan 2007-2011. Dalam sambutannya,
Wellem Bastian menegaskan, pengurus sinode GMMI yang baru harus menjaga keharmonisan antar sesama. “Keharmonisan internal ini harus terwujud demi kelancaran dan kekompakan selama masa tugas sebagai lembaga eksekutif di denominasi gereja Kristen protestan ketiga yang berbasis di provinsi NTT ini,” tegas Wellem.
Wellem Bastian juga menghimbau warga jemaat GMMI untuk menjaga harmonisasi dalam pembauran bersama umat gereja denominasi lain maupun pemeluk agama lainnya. Ditekankan, wujud kasih Yesus Kristus adalah dengan mengasihi sesama manusia. “Seperti bunyi hukum kasih yang diajarkan Tuhan Yesus Kristus sendiri,” ujar ketua majelis jemaat GMMI Hermon Nunbaun Sabu ini.
Selain Wellem Bastian sebagai Ketua Sinode GMMI, peserta sidang juga memilih Yusak Imanuel Holbala sebagai wakil ketua, Melkes Fanda-Ketua Sekretaris, Ridhon A. Bire-Wakil Sekretaris, Gerson Bengu-Ketua Bendahara dan Rosalin Ratu Ke sebagai wakil bendahara sinode GMMI periode 2011-2015.
Sumber: Timex
