Tuesday, 10 May 2011

Tuesday, May 10, 2011
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Pemilik Lahan Tolak Bangunan Gedung Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Syalom, Siopat Suhu. PEMATANG SIANTAR (SUMUT) - Pemilik lahan bangunan Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Syalom di Jalan Laut Tawar, Kelurahan Siopat Suhu, Kecamatan Siantar Timur, menolak pembangunan gereja secara permanen. Soalnya saat perjanjian dengan pihak gereja sekitar tahun 1998 lalu, di lahan tersebut hanya boleh didirikan bangunan seadanya.

Alhasil, pemilik lahan, Lucia Simbolon br Situmorang (70-an) yang berdomisili di Jakarta, melalui kuasanya Muhallon Manurung (45), menyatakan tidak menyetujui adanya bangunan permanen gereja tersebut. Bahkan pihaknya berencana menggugat pihak gereja.
“Jadi saya selaku kuasa dari pemilik tanah akan membuat gugatan ke Pengadilan Negeri Pematangsiantar dalam waktu dekat. Sebab historisnya dan sesuai perjanjian izin pakai tanah, tidak boleh ada bangunan permanen di lokasi. Itu dulu dikasih izin pakai sebagai parlape-lapean saja. Tanah itu bukan milik gereja, tetapi milik Ny Lucia yang dipinjamkan. Nah, sekarang yang menjadi masalah adalah di lokasi sudah berdiri bangunan permanen yang megah. Itu sudah menyalahi perjanjian awal!” tukas Muhallon kepada METRO, Senin (9/5) siang.

Ditambahkannya, sesuai permintaan pemilik tanah ketika terakhir kali berkomunikasi dengannya, lahan tersebut akan dibuat sebagai lokasi usaha.

“Sesuai surat permintaan penghentian pembangunan beberapa waktu lalu, pemilik tanah mengatakan akan membangun lokasi usahanya di tanah pertapakan tersebut, yang luasnya 7x12 meter. Namun sudah dua kali diingatkan untuk tidak meneruskan pembangunan gereja, tidak diindahkan sama sekali. Sekarang sudah ada bangunan permanen yang megah di sana. Jadi bagaimana itu? Makanya pihak pemilik tanah sudah menyiapkan gugatan,” tandasnya.

Seorang guru jemaat HKBP Syalom yang ditemui kemarin di kediamannya, tidak jauh dari lokasi gereja, enggan berkomentar.“Ngapain kalian terima berita dari si Manurung itu? Janganlah diekspos dan diberitakan. Saya tidak setuju. Saya tidak mau ini diekspos. Kalau saya tidak bisa berkomentar sekarang. Kalian pun ngapain menerima informasi yang seperti itu? Yang penting saya tidak mau ini diekspos!” kata pria yang berusia sekitar 40-an tahun ini, dan menolak menyebutkan namanya.

Amatan METRO, bangunan gereja sudah berdiri permanen. Meski pengerjaannya belum sempurna, namun sudah terlihat kondisinya yang megah.

Sumber: Metro Siantar