Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Perayaan Paskah di Cirebon Dihantui Gerakan Anti Pemurtadan dan Aliran Sesat (Gapas) dan Polisi.
CIREBON (JABAR) - Perayaan Paskah oleh anak-anak dan pemuda di Hotel Apita, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat dibubarkan paksa oleh kelompok radikal yang salah kaprah bernama Gerakan Anti Pemurtadan dan Aliran Sesat (Gapas).
Entah karena kurang kerjaan atau tidak dapat membedakan, ormas penyuka kemaksiatan dan aliran sesat ini telah dua kali mengusir perayaan paskah yang dilakukan oleh anak-anak Kristen yang memiliki agama yang diakui resmi oleh negara ini. Pengusiran pertama dari perayaan paskah sekaligus syukuran usai pelaksanaan ujian nasional di Gedung Gratia, pada Senin, (16/05/2011) malam. Kedua saat perayaan di Hotel Apita di Cirebon, Jawa Barat, Selasa, (17/05/2011).
Pada Senin, 16 Mei 2011, perayaan paskah sekaligus ucap syukur usai pelaksanaan ujian yang dilaksanakan dibubarkan paksa oleh anggota Gapas Kota Cirebon dipimpin Andi Mulya di Gedung Gratia, Kota Cirebon.
Padahal panitia sudah mengantongi izin dari Polres Cirebon Kota Cirebon untuk pelaksanaan acara ini. “Mereka memang sudah mengajukan izin ke kami,” kata Kepala Polres Cirebon Kota Ajun Komisaris Besar Asep Edi Suhaeri. Namun, untuk alasan kondusivitas daerah, akhirnya acara malam itu pun dibubarkan.
Mengungsi ke Hotel
Tak menyerah sampai disitu, jemaat yang sebagian besar terdiri atas siswa SD hingga mahasiswa yang ditemani orang tua memutuskan untuk merayakan paskah dan ucap syukur usai ujian sekolah di salah satu ballroom di di Hotel Apita, mereka sekaligus bermaksud menginap.
Sejak pukul 05.00 WIB, persiapan perayaan paskah dan ucap syukur sudah dilakukan. Anak-anak kecil yang akan mempertunjukkan sejumlah tarian pun sudah bersiap-siap dengan kostumnya masing-masing.
Namun,kembali lagi sekitar 20 orang yang tergabung dalam Gerakan Anti Pemurtadan dan Aliran Sesat (Gapas) dipimpin oleh Andi Mulya kembali menggebrak panitia pelaksana. Mereka kembali beralasan jika perayaan tersebut tidak memiliki izin.
Kepala Polres Cirebon Ajun Komisaris Besar Edi Mardianto, yang datang ke lokasi pun akhirnya meminta kepada jemaat untuk membubarkan diri. “Karena untuk acara di sini mereka belum memiliki izin,” kilahnya.
Akhirnya diiringi derai tangis anak-anak, jemaat dari berbagai daerah di Indonesia itu pun membubarkan diri. Sebagian ada yang pulang ke daerah masing-masing, sebagian lagi ada yang melanjutkan acara ke Gereja Bethel Indonesia (GBI) Cirebon. “Kenapa nggak jadi? Kan mau nari? Katanya mau ngerayain paskah,” kata Siska, siswa kelas 3 SD yang sudah mengenakan pakaian ala seorang putri bertanya kepada orang tuanya sambil menangis.
Perayaan paskah di hotel Apita sempat mendapatkan pengawalan dari anggota Banser dan Anshor Cirebon. Wakil Sekretaris Jenderal DPP Anshor, Nuruzzaman yang turut menjaga perayaan paskah menceritakan puluhan ormas tersebut datang di tengah acara yang sebagian besar diikuti anak sekolah itu.
Menurut Nuruzzaman, saat itu polisi juga turut membubarkan acara tersebut."Pihak hotel ditekan agar menghentikan acara itu.Kapolres mengatakan itu ke saya. Saya bilang ini pelanggaran HM, orang mau ibadah kok harus pakai izin. Kemudian ada juga kelompok Islam radikal namanya GAPAS juga datang situ. Tapi tidak sampai ada adu fisik, kelompok Islam itu mundur, temen-temen Kristen pindah ke gereja Bethlehem Indonesia, lalu Banser berjaga di sana. "
“Tolong jangan mengganggu keyakinan orang, Kita semua hidup di bumi Indonesia yang dengan dasar negara Pancasila yang menghargai segala perbedaan." ujarnya.
Sumber: KBR68H/Tempo Interaktif
Beranda
»
aliran sesat
»
cirebon
»
GAPAS
»
GBI
»
Jabar
»
Peristiwa
»
radikal islam
»
radikalisasi
» Perayaan Paskah di Cirebon Dihantui Gerakan Anti Pemurtadan dan Aliran Sesat (Gapas) dan Polisi
Wednesday, 18 May 2011