Monday, 2 May 2011

Monday, May 02, 2011
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Rayakan Paskah, Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) Klasis Medan Namorambe Gelar Pekan Olahraga dan Seni (Porseni).
MEDAN (SUMUT) - Sebagai umat Kristiani, Paskah menjadi momen yang berarti. Berbagai kegiatan kerap digelar untuk menyambut kenaikan Yesus Kristus, baik olahraga maupun seni yang mencerminkan nilai-nilai ajaranNya.

Seperti yang dilaksanakan Jemaat Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) Klasis Medan Namorambe ini sejak 30 April lalu. Dalam rangka merayakan perayaan Paskah, mereka menggelar pra-Paskah dalam bentuk Pekan Olahraga dan Seni (Porseni) yang dirangkai dengan pengobatan massal.

Kegiatan sendiri dilaksanakan di halaman GBKP Jalan Letjend Djamin Ginting Medan setiap Sabtu dan Minggu hingga 2 Juni mendatang di Jambur Tansaka Medan sebagai acara puncak.

“Kegiatan ini kita buat untuk merayakan Paskah. Sebagai klasis termuda, melalui kegiatan ini kita ingin menggali potensi yang dimiliki jemaat, baik itu di bidang olahraga maupun di bidang seni. Dari situ semua kita berharap tercipta kebersamaan di antara 18 runggun yang ada,” ucap Ketua Panitia Pertua Perpulungan Tarigan didampingi Koordinator Sayembara Pertua Rudi Ginting kepada Sumut Pos, Minggu (1/5).

Menurut Pertua Rudi Ginting, kegiatan Porseni ini sudah dimulai sejak Sabtu (30/4) lalu. Untuk olahraga dibagi dalam beberapa cabang, yaitu bola voli, badminton dan catur. Ada juga digelar gerak jalan yang dibagi dalam tiga kategori, mamre (bapak), moria (ibu) dan permata (muda-mudi).

“Khusus pada cabang bola voli kita mewajibkan sistem campuran. Tim putra sendiri harus gabungan antara mamre dan permata putra begitu juga dengan tim putri yang gabungan moria dan permata putri,” jelasnya.

Sistem campuran tersebut berhasil menciptakan suasana yang seru sepanjang pertandingan. Pantauan Sumut Pos di lapangan, baik pertandingan di tim putra maupun di tim putri memperlihatkan kompetisi yang sehat. Gabungan dua generasi dalam satu tim menciptakan kerjasama yang baik. Bagaimana kaum bapak/ibu yang memiliki pengalaman diperkuat dengan energi dari kaum muda (permata) tadi.

Pertandingan pun lebih memperlihatkan kebersamaan dibanding persaingan untuk memperebutkan hadiah kemenangan. Tidak hanya di dalam arena pertandingan, kebersamaan itu pun terlihat di luar lapangan. Bagaimana jemaat berkumpul untuk mendukung tim yang bertanding tanpa memandang asal tim. Membuat pertandingan pun lebih meriah. Kebersamaan tadi setidaknya refleksi dari pesan Yesus Kristus sebelum naik ke Surga kepada umat Nasrani. Agar umatNya bersekutu menunggu kedatangan Roh Kudus.

Selain olahraga turut pula digelar sayembara seni dalam paduan suara untuk putra putri, vokal solo anak-anak dan lansia, tari kreasi baru untuk muda-mudi, dan musik kreatif anak-anak yang akan digelar di partai puncak di Jambur Tansaka Medan (2/6) mendatang. Diharapkan dari kegiatan ini jemaat khususnya muda-mudi menemukan wadah untuk menyalurkan bakat dan potensi yang dimiliki.

Dengan adanya wadah tadi, generasi muda ini pun diharapkan terlindung dari pengaruh negatif di kelompoknya seperti penyalahgunaan narkoba dan kekerasan di tengah-tengah masyarakat. Selain itu talenta yang dimiliki juga dapat melahirkan prestasi sebagai kontribusi berharga untuk pembangunan dan kebesaran kerajaan Allah.

Seperti yang disampaikan Pertua Rudi Ginting, Klasis GBKP Medan Namorambe merupakan klasis termuda. Sebelumnya klasis ini tergabung dengan klasis Pancur Batu hingga pada Sinode GBKP 2010 lalu resmi berdiri sendiri sebagai klasis GBKP Medan Namorambe dengan menaungi 18 runggun (gereja) dan 18.000 jemaat di dalamnya.

Sumber