Saturday, 14 May 2011

Saturday, May 14, 2011
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Ribuan Warga Jemaat Rayakan HUT Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI) di Sulawesi Utara ke 82. TONDANO (SULUT) - Spektakuler, ribuan warga jemaat Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI) dari berbagai daerah di Sulut berkumpul di Stadion Maesa Tondano, Selasa (10/5/2011) pukul 11.00 Wita.

Sebagian anggota jemaat memenuhi tiga blok di ribun utama, sedangkan ribuan orang lainnya berada di lapangan dan sisi lain tribun penonton. Suasana bertambah meriah saat sebelas penyanyi memimpin lagu pujian. Lagu-lagu pujian pada Tuhan dikumandangkan sambil diikuti ribuan jemaat yang hadir.

Pada bagian tengah lapangan, dua kelompok penari rebana menambah semarak ibadah agung dalam rangka peringatan hari ulang tahun (HUT) GPdI ke-90 dan HUT GPdI Sulut ke-82. Selain penari rebana, puluhan pria penari bendera juga nampak bergerak lincah memainkan bendera warna kuning, merah, dan biru. Sebuah bendera khas GPdI berukuran panjang sekitar 10 meter dan lebar lima meter juga dibentangkan di tengah lapangan.

Pada panggung utama terlihat Wakil Gubernur Sulut, Djauhari Kansil, Bupati Minahasa, Drs Stefanus Vreeke Runtu, Wakil Bupati Minahasa, Drs Jantje W Sajouw MSi, Ketua Majelis Pusat GPdI, Hanny Mandey, dan Ketua Majelis Daerah GPdI Sulut, HOH Awuy.

Ketua panitia pelaksana, Drs Mecky Onibala mengatakan, dirinya sangat bersukacita karena animo jemaat GPdI sangat besar untuk menghadiri acara tersebut. Menurutnya, walau jemaat harus menahan terik matahari namun mereka tetap semangat mengikuti ibadah agung tersebut.

"Saya mengucap syukur pada Tuhan karena banyak jemaat yang hadir saat ini. Setelah ibadah agung ini, semua jemaat akan melakukan pawai keliling Tondano," ujarnya.

Miliki 1340 Jemaat
Perkembangan Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI) di Sulawesi Utara sangat pesat. Buktinya, memasuki usia ke 82 ini, tercatat sudah ada 1.340 sidang jemaat yang melayani di seluruh Sulut.

Belum lagi pertumbuhan sekolah baik TK, SD, SMP, SMA maupun sekolah Alkitab dan Sekolah Tinggi Alkitab yang makin pesat. "GPdI di Sulut tidak saja bagaimana membentuk sidang jemaat, tapi bagaimana membangun mental dan spiritual yang kokoh kepada Yesus Kristus," kata Ketua Majelis Daerah GPdI Sulut Pdt HOH Awuy didampingi Ketua Umum Panitia HUT ke-90 GPdI dan HUT ke-82 GPdI Sulut Drs Mecky M Onibala.

Sejarah GPdI di Sulut
Pdt Awuy kemudian menjelaskan sejarah sampai GPdI masuk ke daerah ini."GPdI masuk di Sulut ketika itu dikenal dengan Sulutteng pada awal Maret 1929. Julianus Repi dan Alexius Tambuwun dengan menumpang kapal motor Van Der Hagen dari Surabaya menuju tanah Toar Lumimuut, Minahasa. Tanggal 13 Maret 1929, mereka tiba di pelabuhan Amurang. Hesel Nogi Rungkat asal Kawangkoan Amurang dan Julianus Repi dari Ranomea Tombasian Amurang serta Alexius Tambuwun, bersedia dibaptis menerima kehidupan baru. Putera-putera Sulut ini mendapat "kursus kilat" latihan pengerja Theologia Praktis, sekarang Sekolah Alkitab(SA)," jelasnya.

Pdt Awuy menambahkan, Kota Langowan, layak disebut Yerusalem Indonesia. Sebab kota ini menjadi tempat pertama masuknya Pantekosta di Sulut - Gorontalo. Ini tidak lepas peran dari Daniel Kalangi, Wilhelminus Saerang, dan Alexander Rumondor. "Orang-orang ini memiliki kerinduan besar untuk menikmati kebenaran dan kedamaian yang sesungguhnya dalam satu persekutuan bersama," jelasnya.

Dalam catatan sejarah disebutkan, Daniel Kalangi mendengar suara Tuhan (Wahyu). "Besok akan berlabuh dua pengabar injil dari Jawa." Untuk membuktikan benar tidaknya wahyu tersebut, ketiga orang ini langsung berangkat menuju Manado dan ke pelabuhan. Setibanya di pelabuhan, mereka mencari informasi tentang dua orang pendeta itu.

Mereka berusaha menemui pegawai kapal "Van der Hagen". Pegawai kapal membenarkan bahwa ada dua orang yang selalu mempercakapkan hal-hal rohani, selalu membaca Alkitab dan bersaksi tentang Yesus Kristus, tapi sudah turun di pelabuhan Amurang. Mendengar penjelasan ini, Kalangi dan teman-temannya segera turun dari kapal dan naik bis pulang ke Langowan," urainya.

Dia menambahkan, pada tanggal 14 Maret 1929 sekitar pukul 09.30, Wilhelminus segera pergi ke kantor pos bermaksud membeli perangko. Di kantor pos tersebut suara Allah terdengar lagi. "Lihat di jalan ada dua orang pengabar injil yang sedang mencari engkau".

Waktu ia mengarahkan matanya ke arah yang ditunjuk Tuhan, terlihat dua orang
naik di mobil menuju ke Timur, lalu ia berjalan mengikuti dari belakang untuk melihat ke mana mobil itu akan berhenti.

Tepat di Desa Wolaang di depan rumah Keluarga Manopo - Sumigar, dua orang itu turun, ia segera menemui mereka. Terjadilah pertemuan perdana dan percakapan mereka berkisar pada Wahyu yang dinyatakan Allah," jelasnya.

Sejak saat itu, Gerakan Pantekosta benar-benar tidak dapat dibendung lagi. Waktu berjalan terus. Pada tanggal 8 Nopember 1929, barisan penginjil bertambah lagi dengan hadirnya keluarga J Lumenta yang tiba dari Surabaya. Bahkan pada bulan yang sama tiba pula Sdr E Lesnusa dan diikuti oleh keluarga Albert Jocom pada awal tahun 1930.

Kehadiran mereka di Sulawesi Utara benar-benar membuat barisan makin kokoh dan menyebar di berbagai pelosok Minahasa. Dengan urapan kuasa Roh Kudus, mereka memberitakan Ijil Keselamatan.

Sejalan dengan perjalanan waktu, GPdI Sulawesi Utara - Gorontalo berkembang. GPdI diakui sebagai lembaga gereja yang resmi berbenah diri dalam organisasi, maka GPdI Sulut - Gorontalo pernah dipimpin oleh Pdt. Julianus Repi, Pdt. Jesayas Runtuwailan dan Pdt. L.A.Pandelaki (pengurus daerah), Pdt. G. Mangkey (caretaker) dan Pdt. W.
Ticoalu (majelis daerah).

Puji Tuhan semuanya itu tidak berlangsung lama. Sesudah itu terpilihlah pada Musyawarah Daerah Pdt. L. A. Pandelaki menjadi Ketua Majelis Daerah. Begitu juga setelah Pdt. L.A. Pandelaki wafat digantikan oleh Pdt. H.O.H. Awuy, dan Periode 2003 - 2007 yang memimpin Pdt. Prof. DR. J.O. Wotulo, PhD.

Pada Musyawarah Daerah di Kawangkoan pada 27- 29 Juni 2007, terpilih kembali Pdt H O H Awuy memimpin Majelis Daerah GPdI Sulawesi Utara periode 2007-20012.

Sumber: Tim PPGI/Tribunews