Tuesday, 31 May 2011

Tuesday, May 31, 2011
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Sekolah Teologia Gereja-Gereja Reformasi Indonesia di Papua (GGRI-P) di Selatan Papua Masih Terkendala. TANAH MERAH (PAPUA) - Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Papua khususnya di Wilayah Papua Selatan, yang dijalankan oleh Pendidikan Misi Gereja-Gereja Reformasi Indonesia di Papua (GGRI-P) sejak masuknya GGRI-P tahun 1957 sampai tahun 2011 masih mengalami kendala.

Hal itu dikemukakan Ketua Badan Pemeliharaan Sekolah Menengah Teologia Kristen(BPSMTK) Gereja- Gereja Reformasi Indonesia di Papua Provinsi Papua Pdt. Herman Korwa saat ditemui Cenderawasih Pos di Penginapan Caritas Misi Katolik Jalan Tendean Trans Papua, Tanah Merah, Boven Digoel, Jumat (20/05/2011).

Dikatakan, bahwa Pengembangan mutu pendidikan di Papua perlu ditingkatkan kualitasnya dari berbagai bidang. Sejalan dengan itu, maka misi GGRI-P yang bekerjasama dengan pihak Negara Belanda merupakan mitra kerjasama dalam pelayanan misi Gereja yang bertujuan sebagai perintis pekabaran Injil dalam bentuk pelayanan kepada Umat Tuhan yang ada di Tanah Papua. “Lewat pelayanan ini, masyarakat Papua yang masih hidup dalam kegelapan bisa bawah keluar ke tempat yang terang,”ungkapnya.

Dikatakan, perjalanan para misionaris mengabarkan injil yang merupakan perjuangan yang tidak mudah. Pekabaran Injil dari utara Papua sampai ke Papua Selatan dilakukan hanya dengan nama Tuhan, para misionaris itu melaksanakan tugas menghadapi tantangan yang ada. “ Perjuangan itu juga yang dilakukan oleh GGRI-P sebagai bagian dari pelayanan yang paling tertua di Papua, lebih khusus di Wilayah Papua Selatan,” tegasnya.

Dikatakan, sepajang perjalan Pelayanan GGRI-P yang mencapai dengan setengah Abad ini, GGRI-P baru didirikan sebuah sekolah yang bernama Sekolah Menegah Teologia Kristen yang bertempat di SMP Butih Pantai Butih Kabupaten Merauke.” Tempat ini hanya bersifat pinjam atau kontrak, “terangnya.

SMTK juga memiliki jurusan Teologia, Pendidikan Agama Kristen(PAK) pertanian. Lulusan SMTK bisa melanjutkan sekolah ke berbagai pertinggi yang ada di Papua dan di luar Papua. “Tujuan SMTK ini bagaimana mendidik anak-anak papua menjadi manusia yang baik, dan bermoral, “jelasya.

Pada kesempatan yang sama, Sekretaris Sinode GGRI-P Provinsi Papua Jan Wambrauw, S.Th menginformasikan, pihaknya juga akan mengadakan rapat tim konsuldasi evaluasi perancang program Proses BPSMTK GGRI-P agar eksis kedepan. Kegiatan akan berlangsung selama 3 hari (18-20 Mei ) dengan peserta dari 4 Klasis Digul Kao, Suadaram Siret, Mappi Mangguno, dan Klasis Pantai, termasuk dari pihak Mitra GGRI-P atau Belanda 2 orang.

Sumber: Cenderawasih Pos