Tuesday, 10 May 2011

Tuesday, May 10, 2011
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Seminar Nasional Christian - Islamic Cooperation 2011 di Balairung UKSW Salatiga.
SALATIGA (JATENG) - Hubungan persahabatan antara Kristen dan Islam didasarkan pada beberapa hal, yaitu sama-sama menerapkan tentang nilai kasih terhadap Allah yang satu dan mengasihi sesama. Agama tersebut juga sama-sama mengajarkan tentang salam, mengembangkan sikap tidak menghakimi tetapi menjadi sahabat.

Hal itu diungkapkan Pendeta Bambang Useno Utama MA dalam Seminar Nasional Christian - Islamic Cooperation 2011, Selasa (10/5) di Balairung UKSW Salatiga.

"Kristen dan Islam pun lahir di wilayah yang berdekatan yaitu di Jazirah Arab. Karena itu, keduanya memiliki kesamaan seperti dalam hal bahasa, nama dan kisah," katanya.

Menurut dia, banyak nama, kisah, konsep theologis mirip dalam Kristen dan Islam yang berakar dari kitab suci masing-masing. Kedua agama itu pun memiliki misi untuk menerapkan damai sejahtera, hanya saja konsepnya sedikit berbeda.

Seminar itu digelar Senat Mahasiswa Fakultas Theologi UKSW Salatiga. Selain Bambang Useno Utomo, narasumber lain yang hadir dalam kesempatan itu artis Roy Marten (mewakili Gereja Orthodox) dan Pengacara FPI Munarwan SH. Adapun, yang menjadi moderatornya Rektor UKSW Salatiga Prof Pendeta John A Titaley Th D.

Artis Roy Marten meminta antar pemeluk agama supaya saling menghormati adanya perbedaan. "Jangan hanya melihat perbedaan saja, tetapi juga keindahan dari perbedaan itu," tandasnya.

Menurut Munarwan, Islam adalah agama ilmu sehingga jika dipelajari tidak akan dimengerti. Inti ajaran Islam adalah Tauhid, hanya Allah satu yang patut disembah. Agama Islam tidak butuh untuk mencari kesamaan, karena harus diakui memang ada perbedaan. Namun, perbedaan ini jangan digunakan untuk saling mengintervensi.

Dia mengatakan, tidak boleh ada pemaksaan terhadap orang lain untuk ikut memeluk agama Islam. "Islam juga melarang untuk melecehkan Tuhan agama lain. Masalah utamanya, masing-masing pemeluk agama tidak memiliki pengetahuan yang utuh tentang agamanya sendiri,” ujarnya.

Sumber: Suara Merdeka