Tuesday 31 May 2011

Tuesday, May 31, 2011
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Umat Kristen di Ketapang Bantu Pembangunan Masjid Agung Al Iklas. KETAPANG (KALBAR) – Masjid Agung Ketapang, yang kini rusak parah menjadi perhatian warga dan pemerintah di Kabupaten Ketapang, tidak saja umat islam tetapi juga Umat Kristiani.

Ini terlihat saat pertemuan pembangunan Masjid Al Iklas antara Bupati
Ketapang Drs Henrikus M.Si, Wakil Bupati Ketapang, Boyman Harun SH, tokoh masyarakat, dan tokoh agama lintas agama se Kabupaten Ketapang, Jumat (27/05/2011) di Pendopo Bupati.

Drs Henrikus, M.Si mendesak Dinas Pekerjaan Umum setempat untuk segera melakukan pembangunan, paling molor menurutnya pada awal 2014 mendatang, diakhir periode kepemimpinannya sebagai Bupati Ketapang.

“Minimal harus sudah bisa diresmikan awal 2014 mendatang, dananya akan ada terus, dan kita berharap pembangunan ini tidak membebani umat dengan menyebar sumbangan kesana kemari. Umat sudah cukup susah dengan kondisi ini dan jangan dibebani sumbangan lagi,” ujarnya.

Sedang bentuk keterlibatan umat Kristen nampak dari komposisi Panitia pembangunan Masjid Agung tersebut. Sebut saja Kepala Dinas Perkebunan, Lukas Lawun, dan sejumlah umat Kristen lainnya, selain itu terdapat juga nama umat beragama yang lain di Kabupaten Ketapang.

“Pembangunan masjid kebangaan masyarakat Ketapang itu sedikitnya akan menelan dana Rp 25-30 miliar, dan pemda selama kepemerintahaan saya akan menganggarkan dana tersebut Rp 3 miliar per tahun. Sisanya kami minta kepada panitia pembangunan untuk mencari kekurangan dana sekitar Rp 10 miliar, dan itu difasiliasi pemerintah kabupaten, dengan mengandeng sejumlah investor dan tidak membebani umat,” kata Bupati yang beragama Kristen Katolik itu.

Selain memberikan hibah ke Masjid Al Iklas Rp 3 miliar Pemda Ketapang usungan PDI Perjuangan, Partai Demokrat, dan PAN itu mengelantorkan anggaran Rp 1,9 miliar untuk pembangunan sebuah gereja di daerah itu.

“Soal warna, bentuk dan corak di masjid itu PDI P, PAN, dan Demokrat selaku pengusung pemerintah tidak mau mencampurinya, dan semua kami serahkan kepada panitia pembangunan dan yayasan,” kata Bupati Henriksus.

Henrikus menegaskan, jika dilihat dari kondisi Masjid Al Iklas saat ini, masjid kebangaan masyarakat Kabupaten Ketapang tersebut kini memang sudah tidak layak lagi. Strukturnya sudah rapuh, bolong dimana-mana, serta umat beribadah tidak jarang terkena tempias jika saat hujan.

Sumber: Tribun