Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Wagub Jatim Akan Hadiri Perayaan Tradisional Undhuh-Undhuh di Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW) Mojowarno.
JOMBANG (JATIM) — Wakil Gubernur Jawa Timur Syaifullah Yusuf akan menghadiri upacara tradisional Undhuh-Undhuh yang sudah berlangsung selama kurun waktu satu seperempat abad, Minggu (15/5/2011) pagi di Gereja Kristen Jawi Wetan, Mojowarno, Jombang, Jawa Timur.
"Rencananya Pak Wagub Syaifullah Yusuf memang mau datang, namun kami masih menunggu kepastiannya," kata Ketua Panitia Upacara Tradisional Undhuh-Undhuh Mojowarno Suyono Priyo Hadi, Kamis (12/5/2011) di Jombang.
Ia mengatakan, sampai sekarang ini upacara tradisional Undhuh-Undhuh Mojowarno masih terjaga dan terpelihara dengan baik, hal itu tidak terlepas dari Gereja Kristen Jawi Wetan Mojowarno yang menjadikan Undhuh-Undhuh sebagai kalender tahunan prosesi keagamaan jemaat Gereja Kristen Jawi Wetan.
"Upacara tradisi Undhuh-Undhuh ini melibatkan tujuh desa, di antaranya, Mojowarno, Mojojejer, Mojotengah, dan Mojowangi. Dari masing-masing blok persiapannya sudah 80-an persen," katanya.
Sekretaris I Panitia Upacara Ritual Undhuh-Undhuh Mojowarno Adi Prayitno mengatakan, sejak Gereja Kristen Jawi Wetan Mojowarno diresmikan tahun 1881, upacara tradisional Undhuh-Undhuh yang sudah menjadi adat-istiadat masyarakat itu dijadikan kalender tahunan prosesi keagamaan jemaat Gereja Kristen Jawi Wetan Mojowarno.
"Sejarah berdirinya Gereja Kristen Jawi Wetan Mojowarno ini tidak terlepas dari adat-istiadat dan tradisi Undhuh-Undhuh. Kala itu, melalui prosesi Undhuh-Undhuh, jemaat Gereja Kristen Jawi Wetan menyumbangkan hasil buminya untuk pembangunan gereja kristen tersebut," katanya.
Adi mengatakan, dalam ritual upacara tradisional Undhuh-Undhuh terkandung makna persembahan rasa syukur kepada Tuhan atas hasil panenan. Kemudian, kegiatan keagamaan ini oleh Pemerintah Kabupaten Jombang dijadikan aset pariwisata.
"Upacara tradisional Undhuh-Undhuh kita laksanakan setiap tahun dalam bulan Mei dan tahun ini kita laksanakan tanggal 15 Mei, berdekatan dengan hari libur nasional," katanya.
Sebelum prosesi puncak Undhuh-Undhuh, Sabtu (14/5/2011), diadakan puji-pujian kepada Tuhan yang dipersembahkan oleh anak-anak muda jemaat Gereja Kristen Jawi Wetan. Adapun pada Minggu (15/5/2011) akan ada pagelaran wayang kulit oleh Ki Kondo Sinanjaya Sun Gondrong dari Tulungagung.
Adi mengatakan, di dalam kegiatan upacara tradisi Undhuh-Undhuh ini tersirat niai-nilai kerukunan antarumat beragama, khususnya umat Nasrani dengan umat Muslim di wilayah Mojowarno yang sampai sekarang terpelihara dengan baik.
"Ada juga warga Muslim yang ikut nyengkuyung (menyumbangkan hasil buminya -red) untuk Undhuh-Undhuh, tapi mereka tidak ikut prosesinya," katanya.
Dia mengatakan, untuk prosesi arak-arakan Undhuh-Undhuh, warga masyarakat (jemaat Gereja Kristen Jawi Wetan-red) sudah mempersiapkannya sejak jauh hari. Pasalnya, hasil bumi berupa padi, sayuran, palawija ataupun lainnya terlebih dahulu mereka desain dengan berbagai ragam bentuk dan hiasan. Bentuknya bermacam-macam sesuai dengan tema yang diusung oleh masing-masing blok.
Sumber: Kompas