Saturday, 4 June 2011

Saturday, June 04, 2011
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Gbl Teddy Batasina S.Th : Pancasila Merupakan Harga Diri Sekaligus Perekat dan Pemersatu Kerukunan.
MANADO (SULUT) - Pancasila secara substansial merupakan harga diri bangsa sekaligus perekat dan pemersatu kerukunan. Demikian disampaikan Ketua Umum Pucuk Pimpinan Kerapatan Gereja Protestan Minahasa (KGPM), Gembala Teddy Batasina STh.

“Sebagai bangsa Indonesia, kita patut mengucap syukur karena telah berhasil memperjuangkan dan menetapkan konsensus nasional yang bersifat historis dan monumental, yakni Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara,” papar Batasina.

Konsensus ini, menurutnya merupakan komitmen bersama seluruh komunitas warga bangsa, tanpa membedakan suku, etnis, golongan apalagi agama.

“Itu berarti bahwa Pancasila harus dijadikan landasan pijakan bersama dan dasar acuan bersama untuk membangun bangsa,” tukasnya.

Untuk itu, lanjut Batasina dalam rangka memperingati hari lahirnya Pancasila, maka seyogyanya kita harus melakukan perenungan ulang tentang nilai-nilai dasar Pancasila, tentunya dengan mengedepankan koreksi dan intropeksi, apakah nilai-nilai dasar Pancasila masih menjadi perekat dan pemersatu bangsa. “Jangan-jangan Pancasila semakin kehilngan arti dan makna. Jika itu terjadi, maka sesungguhnya bangsa kita sedang menuju titik nadir diambang kehancuran,” tuturnya.

Hal yang sama juga disampaikan Tokoh masyarakat sekaligus Pelayan Khusus (Pelsus) GMIM, Pnt Rein Tumilaar. Ia menilai, nilai-nilai Pancasila saat ini sudah semakin luntur, akibatnya banyak umat ber-agama berselisih paham dan sudah tidak saling menghargai dan menghormati lagi. Untuk itu, secara khusus dalam memperingati hari lahirnya Pancasila pada 1 Juni 2011 hari ini, Ia mengajak seluruh umat beragama untuk mengintropeksi diri dan mengembalikan kem-bali semangat mengedepankan nilai-nilai Pancasila.

“Pancasila merupakan dasar negara kita yang harus kita jadikan pedoman dan acuan dalam hidup. Jangan ada lagi kekerasan terhadap umat beragama. Mari kita saling menghargai dan menghormati untuk mewujudkan kerukunan umat beragama yang benar-benar nyata,” kuncinya.

Sumber: Harian Komentar