Wednesday 15 June 2011

Wednesday, June 15, 2011
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Gempa 5,5 Skala Richter (SR) di Tapanuli Utara, Enam Gereja Rusak. TARUTUNG (SUMUT) - Gempa berkekuatan 5,5 Skala Richter (SR) mengguncang dua kecamatan di Kabupaten Tapanuli Utara yakni Kecamatan Pahae Jae dan Simangumban, Selasa (14/06/2011) pukul 07.08 WIB dan pukul 10.00 WIB.

Menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), pusat gempa 22 kilometer sebelah tenggara Kota Tarutung, Ibukota Kabupaten Tapanuli Utara. Akibat guncangan gempa tersebut beberapa fasilitas pemerintah dan masyarakat rusak parah, seperti sekolah, rumah ibadah, rumah penduduk dan jalan Negara.

"Kita telah mendata serta membuat laporan atas kerusakan dan korban yang terjadi akibat guncangan gempa berkedalaman 10 km di bawah tanah, pada 30 km arah tenggara kota Tarutung tersebut," ujar Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Tapanuli Utara Tumbur Hutabarat di Tarutung, Rabu (15/06/2011).

Akibatkan daru gempa tersebut yakni sejumlah kerusakan di kecamatan Pahae Jae, yakni, robohnya 11 ruang kelas gedung SMA negeri 1, karena rusak berat dan kerusakan pada lima belas ruang kelas SMP Negeri 1.

Selain itu, kerusakan terjadi pada sejumlah rumah ibadah, di antaranya, Masjid Raya Aek Botik, gereja Huria Kristen Indonesia (HKI), gereja HKBP Sukamaju serta gereja Bethel yang mengalami rusak berat.

"179 unit rumah penduduk rusak dan korban luka ringan mencapai 50 orang serta mengakibatkan kerusakan pada Balai Benih Ikan dan dua unit bangunan PAUD ditambah 1 unit gedung TK," kata Tumbur.

Kerusakan di kecamatan Pahae Julu, kata dia, mengakibatkan tiga titik jalan lintas Sumatera mengalami longsor dan kerusakan pada gereja HKBP Sigompulon dan HKBP Siumataniari serta satu unit rumah penduduk.

Di kecamatan Simangumban, lanjutnya, guncangan gempa mengakibatkan tujuh unit rumah penduduk rusak berat, 26 unit rusak ringan, 1 unit gereja HKBP dan 1 unit Masjid rusak ringan serta 1 unit gedung SD mengalami kerusakan ringan.

Ia mengatakan, pihaknya telah menghimbau penduduk yang rumahnya mengalami kerusakan agar tinggal di tenda sementara.

"Pemda setempat telah berupaya mendirikan Posko dan masih terus mendata kerusakan lain serta menyarankan warga korban untuk tinggal pada tenda yang disediakan," kata Tumbur.

Bahkan sempat terjadi kemacetan karena tanah longsor di badan jalan Siallang Lubang Nihomang, Kecamatan Pahae Jae.

“Kami sangat ketakutan atas guncangan gempa tersebut. Rumah kami rusak parah dan tidak dapat dihuni lagi karena pundasi dan dinding rumah telah retak-retak. Kami tidak berani masuk ke rumah, untuk sementara kami membuat tenda di luar rumah mengantisipasi gempa susulan,” ujar P Sitompul, warga Pagaloan, Kecamatan Pahe Jae saat ditemui di lokasi pengungsian.

Di tempat terpisah, salah seorang Guru SD Negeri 173238 Pangaloan mengatakan, sekoah tempatnya mengajar telah hancur akibat gempa. Ia tidak tau dimana nantinya siswa sekolah ini melaksanakan ujian, karena minggu ini siswa akan melaksanakan ujian semester.

“Harapan kami kepada dinas terkait agar memperhatikan gedung untuk tempat melaksanakan ujian nantinya,” harapnya.

Sementara Camat Simangumban D Nainggolan saat dikonfirmasi melalui telepon seputar gempa yang mengguncang daerah Pahae dan Simangumban menjelaskan, akibat gempa tersebut sejumlah fasilitas pemerintah dan masyarakat rusak parah, seperti gedung sekolah, rumah ibadah,Jalan negera dan rumah penduduk.

Saat ditanya apakah ada korban jiwa akibat kejadian tersebut, Camat dengan tegas mengatakan sampai saat ini belum ada laporan korban jiwa.

Sumber: Berita Sumut