Monday, 27 June 2011

Monday, June 27, 2011
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Gereja di Myanmar Utara Prihatin Keselamatan Warga Akibat Pertikaian.
YANGOON (MYANMAR) - Pejabat Gereja di utara Myanmar prihatin atas keselamatan warga yang mengungsikan diri lantaran adanya pertempuran antara tentara pemerintah dan kelompok pemberontak etnis Kachin di daerah yang berbatasan dengan Cina.

Prioritas untuk paroki adalah mengkoordinasi kegiatan dan membantu menyelamatkan pengungsi. Kemudian baru menangani mereka yang datang ke paroki-paroki untuk memohon bantuan. Inilah hasil pertemuan uskup dengan para pejabat Gereja di Keuskupan Banmaw pada 16 Juni.

“Kami mendesak pastor paroki untuk mendatangi orang-orang tersebut karena kita adalah Gembala yang Baik dan mereka memerlukan kehadiran fisik kita,” kata Uskup Banmaw Mgr Raymond Sumlut Gam pada 16 Juni.

Pertempuran antara pasukan pemerintah dengan Kachin Independence Army pecah pada 9 Juni.

Para pengungsi telah mencari perlindungan di gereja-gereja di desa-desa seperti Laiza, Loije, dan Win Man, sementara yang lain telah lari melintasi perbatasan Cina, demikian sumber-sumber Kachin.

Gereja, demikian Uskup Gam, memiliki persediaan makanan yang bisa disalurkan ke berbagai asrama sekolah jika diperlukan. Sekolah-sekolah itu sendiri telah ditutup akibat pertempuran tersebut.

Kepedulian meningkat karena pertempuran tersebut bisa menjadi perang dalam arti sesungguhnya.

Sementara itu, Kachin Baptist Convention, Gereja dengan umat warga Kachin terbesar di Myanmar, telah mengeluarkan pernyataan yang mendesak umatnya untuk berdoa agar krisis yang semakin meningkat di Negara Bagian Kachin tersebut cepat menemukan penyelesaiannya.

“Banyak tempat kini berada dalam keadaan terancam, orang hidup dalam kondisi penuh kekerasan dan ketegangan yang terus meningkat di mana-mana,” demikian pernyataan tersebut.

Sumber: Cathnews Indonesia