Monday 27 June 2011

Monday, June 27, 2011
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Ibadah Khusus Pentakosta Persekutuan Gereja-Gereja Pentakosta di Indonesia (PGGPI).
Suasana Ibadah (GBIkapernaum.com)
JAKARTA - Meyakini dan menyadari lawatan Roh Kudus setiap hari, merupakan inti kotbah Pdt. Japarlin Marbun, Sekum PGPI (Persekutuan Gereja-Gereja Pentakosta di Indonesia) Jakarta pada acara ibadah khusus Pentakosta di Graha Bethel, Jakarta, Rabu, (15/06/2011).

Ia mengutip nats Firman Tuhan dari KIS 1:1-14 “.......... Pada suatu hari ketika Ia makan bersama-sama dengan mereka, Ia melarang mereka meninggalkan Yerusalem, dan menyuruh mereka tinggal di situ menantikan janji Bapa, yang--demikian kata-Nya--"telah kamu dengar dari pada-Ku..............”. Sekum PGPI ini mengatakan, sebelum Yesus naik ke Surga, Ia menjanjikan Roh Kudus kepada para murid-Nya, tetapi para murid harus menunggu sampai penuh dengan Roh Kudus.

“Apakah kehadiran Roh Kudus penting dalam kehidupan ini ? dan apakah hal itu masih relevan dengan situasi saat ini ?,” ujarnya dengan nada tanya. Untuk menjawab hal tersebut, Pdt. Japarlin memberikan lima alasan yakni :

Pertama, Roh Kudus mengajarkan segala sesuatu. Orang yang didiami Roh Kudus adalah orang yang pintar. Ia memberikan contoh, bagaimana Daniel dan kawan-kawan menjadi orang pandai sebab Roh Allah menyertai mereka.

Kedua
, Roh Kudus akan mengingatkan Firman Tuhan yang kita pelajari. Dosen psikologi ini menambahkan, jika otak menerima info, maka info terbaru (terakhir) yang bisa diingat oleh otak manusia. Otak manusia tidak bisa me-re call (memanggil kembali, Red) ingatan (memori) yang sudah bertahun-tahun dalam otak manusia. Roh Kudus membantu orang percaya untuk mengingat Firman Tuhan yang telah dibaca. “Jika anda mau menang melawan iblis, lawan dengan Firman Tuhan. Yesus juga mengutip Firman Tuhan saat ia dicobai oleh iblis di padang gurun,” ujarnya.

Ketiga, Roh Kudus mengingatkan dosa manusia seperti tertulis dalam nats Yohanes 16:8-10 “Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman; akan dosa, karena mereka tetap tidak percaya kepada-Ku akan kebenaran, karena Aku pergi kepada Bapa dan kamu tidak melihat Aku lagi”. Pdt. Japarlin mengingatkan, manusia adalah makhluk dengan rasa diri yang tinggi. Manusia merasa dirinya paling benar walau ia bersalah. Ia selalu mengambil dalih untuk membenarkan dirinya.

Keempat, Roh Kudus akan memimpin kepada seluruh kebenaran. Yohanes 16:13 “Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang”. Jika kerohanian seseorang meningkat dihadapan Tuhan, otomatis hal itu diikuti dengan peningkatan kebenaran.”Jangan sampai kita melayani Tuhan, tetapi kita ditolak Tuhan,” ujarnya.

Kelima, Roh Kudus akan memberitakan hal-hal yang akan datang. “Jika kita ikuti tuntunan Roh Kudus, maka kita tidak akan terjerembab,” katanya. Pdt. Japarlin memberikan contoh seperti rencana Tuhan yang akan memusnahkan Sodom dan Gomora. Sebelum hal itu terjadi, Tuhan Allah berbicara kepada Abraham. Hal yang sama dilakukan Tuhan untuk Yunus yakni ketika Tuhan akan memusnahkan Niniwe, tetapi Ia mengutus Yunus agar bangsa Niniwe bertobat.

Atas dasar hal tersebut, Pdt. Japarlin menyimpulkan, jika terhadap celakanya orang kafir saja Tuhan memberitahukan sebelumnya, apalagi rencana Tuhan bagi orang percaya. Dengan nada bertanya, ia melanjutkan, mengapa seseorang salah dalam memilih pasangan ?. Tuhan pasti sudah bicara sebelumnya, tetapi seseorang itu tidak mendengarkan Tuhan. Akibatnya, ia bisa kena malapetaka. “Hal itu bukan berarti bahwa Tuhan membiarkan kita, tetapi kita yang tidak mau mendengarkan Tuhan. Kita lebih sering dengarkan suara hati sendiri, bukan suara Tuhan,” ujarnya.

Pdt. Japarlin mempunyai kesaksian tentang hal itu. Suatu hari, ia melakukan perjalanan malam hari ke Karawang untuk pelayanan, setelah pelayanan ke Kelapa Gading. Di jalan tol, ia pacu mobilnya dengan kecepatan tinggi. Nah, tiba-tiba ada suara pelan “pelankan mobilmu”. Ia pikir, ah, itu kan suara hatinya. Suara yang sama, terdengar lagi namun lebih jelas dan keras. Pdt. Japarlin menurut saja dan mengurangi laju kecepatan mobilnya.

Ternyata, suara Tuhan itu benar. Dalam jarak yang lumayan dekat, ia melihat sebuah truk besar terbalik menutup jalan tol dan dalam posisi malang melintang. “Seandainya saya tetap melajukan mobil dengan kecepatan tinggi, kontan saja mobil saya menabrak truk tersebut dan kecelakaan fatal pasti terjadi,” ujarnya.

Menekankan tentang pentingnya Roh Kudus dalam kehidupan orang percaya, merupakan pembuka sambutan singkat Ketua PGPI Jakarta Pdt. Immanuel Pakan. Selanjutnya, ia mengatakan, saat ini banyak hamba Tuhan yang takut berkorban seperti korban waktu buat Tuhan melalui PGPI. “Tetaplah komitmen, jangan meleset karena berada di lokasi lain dan melayani di sana. Tuhan bisa kecewa dengan hal-hal seperti ini,” ujarnya.

Pada acara ibadah ini pengurus PGPI Jakarta juga melantik jajaran pengurus Perwil masing-masing Jakarta Pusat, Utara, Selatan, Barat dan Timur. Pdt. Immanuel berpesan agar para pengurus Perwil bisa menjangkau gereja-gereja anggota PGPI di wilayah masing-masing.

Berkaitan dengan Sinar Pentakosta edisi II yang akan terbit, Ketua PGPI Jakarta ini menghimbau kepada para hadirin dan hamba-hamba Tuhan agar menulis artikel, kesaksian dan mujizat Tuhan. Perkembangan Sinar Pentakosta menurutnya luar biasa.”Banyak gereja-gereja yang pesan Sinar Pentakosta ke Redaksi. Hal ini membuat saya lebih bergairah lagi,” ujarnya.

Hal senada perihal bergantung kepada kuasa Roh Kudus, ditegaskan Pdt. Mulyadi Sulaeman Ketua PGPI Pusat dalam sambutan ringkasnya. “Banyak tugas yang belum selesai. Kita harus peka terhadap PI, persatuan dan waktu buat Tuhan,” ujarnya. Berkaitan dengan situasi terkini, ia menghimbau agar orang percaya minta karunia membedakan roh. Alasannya, banyak pengajaran yang menyesatkan tetapi kelihatannya tidak. Ia optimis bahwa PGPI tetap eksis sebagai wadah untuk saling belajar dan membangun (pelayanan,Red).

Sumber: GBI Kapernaum