Friday 17 June 2011

Friday, June 17, 2011
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Obor Perdamaian Pemuda Lintas Agama Tiba di Manado. MANADO (SULUT) - Indonesia membutuhkan perdamaian lebih dari sekedar slogan, atau lips service semata. Ragam kekerasan, penindasan, diskriminasi dan pembiaran oleh pemerintah terjadi atas hubungan lintas agama.


Semangat Obor Perdamaian yang telah dimulai di Kota Kupang pada saat perayaan dan pawai Paska lalu tiba di Kota Manado, Sulawesi Utara. Obor perdamaian tersebut diantar oleh tim pemuda lintas agama NTT.

Delegasi obor perdamaian dari NTT tersebut dipimpin oleh Bung Irianus Rohi, S.H, yang juga adalah Ketua Komisi A DPRD Kota Kupang. Obor perdamaian tersebut diserahkan oleh Bung Irianus Rohi, S.H, kepada tokoh agama nasional yang diwakili oleh Pdt. Dr. A. A. Yewangoe selaku Ketua Umum PGI serta disaksikan oleh Romo Benny Susetyo mewakili KWI, K. H. Yahya Cholilstaquf selaku Wakil Ketua PBNU dan Wakil Ketua Umum Majelis Tinggi Konghucu Indonesia Drs. Uung Sendana.

Setelah obor perdamaian diterima oleh para tokoh lintas agama tersebut, kemudian Obor tersebut diserahkan kepada para tokoh pemuda lintas agama di Sulawesi Utara yang diwakili oleh Bung Billy Lombok, S.H, selaku Ketua Pemuda Sinode GMIM dan Benny Ramdhani Selaku Ketua GP Ansor Sulut dengan disaksikan Frenki Tampubolon sebagai Sekretaris Eksekutif Departemen Pemuda dan Remaja PGI, Nusron Wahid selaku Ketua Pengurus Pusat GP Ansor yang juga anggota DPR RI dan Sdr. Kris Tan sebagai Ketua Umum Generasi Muda Konghuchu (GEMAKU).

Setelah obor tersebut diserahkan kepada para tokoh muda sebagai simbol dinamisnya gerakan orang muda dalam mewartakan damai kemudian obor tersebut diserahkan kepada Gubernur Sulawesi Utara, Sinyo H. Sarundayang, sebagai simbol bahwa perdamaian juga merupakan tanggung jawab negara dan kewajiban negara untuk memberikan rasa aman dan perlindungan terhadap kebhinekaan bangsa.

Kini obor perdamaian ini berada di tangan pemuda lintas agama Sulawesi Utara. Obor tersebut hanyalah simbol, yang terpenting adalah bagaimana semangat perdamaian dalam kemajemukan ini dapat dibina, dipertahankan, dan bahkan dikembangkan mulai dari orang muda sebagai pelopor. Estafet obor ini akan dilanjutkan ke beberapa daerah lain seperti Jombang, Aceh, Jakarta, dan Bali sebagai wujud nyata bakti anak muda dalam menyebarkan semangat perdamaian di seluruh nusantara.

Sumber: PGI.or.id