Sunday 19 June 2011

Sunday, June 19, 2011
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Rehabilitasi Gedung Gereja Banua Niha Keriso Protestan (BNKP) Deninger Gunungsitoli. GUNUNGSITOLI (SUMUT) — Salah satu bangunan yang rusak parah akibat gempa 2005, yang hingga kini belum selesai direhabilitasi adalah Gedung Gereja Banua Niha Keriso Protestan (BNKP) Deninger Gunungsitoli.

Keterbatasan dana membuat warga jemaat harus bersabar hingga 2013, untuk dapat beribadah dengan nyaman. Biaya yang diperlukan untuk merampungkan pembangunan gedung, termasuk kantor jemaat dan rumah dinas pendeta jemaat mencapai Rp. 3.400.000.000.

“Sebagian besar biaya pembangunan gedung Gereja BNKP Deninger berasal dari jemaat. Kita sudah berupaya meminta bantuan melalui proposal, lelang atau lembaga tapi hasilnya tidak seberapa,” ungkap pegawai sekretariat Gereja BNKP Deninger, Filius Daeli pada NBC, Rabu (15/06/2011), saat ditemui di Kantor Jemaat BNKP Deninger, Jl. Diponegoro No. 279 Gunungsitoli.

Rehabilitasi gedung oleh kontraktor PT. Transima Citra Indo Consultant Medan, yang dimulai tahun 2008 baru mencapai 50 persen. Saat ini dalam tahap pengerjaan plafon dan altar. “Kita targetkan bulan 6 ini plafon selesai, bulan 9 penyelesaian altar, sedangkan pengecatan selesai bulan Desember,” ujar Pendeta Obedi Zega selaku Pendeta Jemaat BNKP Deninger.

Meski masih dalam tahap rehabilitasi, Pendeta Obedi Zega mengungkapkan bahwa pelaksanaan kegiatan ibadah setiap Minggu maupun kegiatan keagamaan lainnya tetap berjalan seperti biasa. “Semua berjalan seperti biasa, kebaktian Minggu, perayaan hari besar agama dan kegiatan Gereja lainnya tidak terganggu. Bahkan bulan lalu ada sekolah yang memakai gedung ini untuk kegiatan Paskah walaupun kondisinya masih seperti itu,” kata Pendeta Obedi Zega.

Gereja BNKP Deninger merupakan salah satu Gereja terbesar di Gunungsitoli sesudah Gereja BNKP Jemaat Kota Gunungsitoli. Sebelum gempa, bangunan ini sering dipakai untuk kegiatan keagaman baik dalam skala kecil maupun besar serta kegiatan pemerintahan. Gereja ini memiliki sekitar 1500 jemaat yang tersebar didelapan lingkungan, yakni Lingkungan Kalimbungõ Sabango (Kalsab), Tohia, Tirta, Sukaramai, Anggrek, Landatar dan Pendidikan.

Sumber: Nias Bangkit