Thursday, 23 June 2011

Thursday, June 23, 2011
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Uskup Diosis Amboina Akui 46 Tahun Karya Suster Francesco Moens FDNSC.
AMBON (MALUKU) - Uskup Diosis Amboina Mgr PC Mandagi MSC, mengaku selama 46 tahun berkarya di Maluku, Suster Francesco Moens FDNSC merupakan sosok yang paling berharga bagi Keuskupan Amboina.

"Suster Francesco adalah orang yang paling berharga bagi Keuskupan Amboina dalam menjalankan misi sosialnya memberikan bantuan kepada orang yang berkekurangan tanpa memandang latar belakang orang tersebut," ungkap Uskup saat acara perpisahan Suster Francesco Moens FDNSC di Gedung Serbaguna Santo Fransiscus Xaverius-Ambon, Jumat (10/06/2011).

Dikatakan, seseorang dinilai bukan dari apa yang didapatkannya, tetapi dari apa yang diberikannya kepada orang lain, sehingga hal inilah yang dilakukan Suster Francesco dengan member kepada orang lain.

"Suster Francesco juga memberikan pengharapan kepada suster-suster Putri Bunda Hati Kudus (PHBK) Indonesia dalam memberikan pelayanan sosial di Maluku, sudah banyak suka duka tentunya yang dilewati oleh suster Francesco, namun yakinlah bahwa rencana Tuhan selalu Indah," katanya.

Sementara itu Gubernur Maluku, KA Ralahalu mengatakan, pelaksanaan amanat merupakan bentuk pengadian Allah itulah tugas utama sebagai manusia, apa yang telah ditorehkan oleh Suster Francesco selama 46 tahun di Maluku adalah gambaran perjuangan dan pengabdian kepada Maluku.

"Sebagai seorang pendidik,Suster Francesco tidak mengharapkan imbalan. Ia hanya ikhlas, kasih ibu sepanjang jalan, sebagai warga Maluku seharusnya kita menyadari bahwa kita berutang budi kepada suster Francesco Moens yang merupakan sosok panutan yang patut menjadi seni teladan bagi kita," katanya.

Ralahalu mengaku walaupun Suster Francesco dalam pelayanannya tidak mengharapkan imbalan, namun selaknya masyarakat selaku Maluku patut mengucapkan syukur atas pengabdiannya selama 46 tahun tanpa memandang suku, agama dan ras inilah yang menjadi panutan bagi masyarakat Maluku.

"Marilah kita berbagi kasih kepada sesama kita, belajar untuk selalu saling berbagi dan membantu sesama yang membutuhkan. Kiranya momentum saat ini mampu memberikan inpirasi dan motivasi bagi kita semua untuk tumbuhnya semangat melayani dan membantu sesama dalam membangun Maluku," ungkapnya.

Dijelaskan, banyak suka dan duka yang sudah dialami oleh Suster Francesco selama di Maluku, tetapi ia sendiri justru mengaku senang berada di Maluku khususnya Ambon karena keindahan lautnya.

"Kiranya apa yang dikorbankan oleh suster selama ini, kiranya apa yang dilakukan Suster Francesco dapat memberikan kesadaran kepada kita semua umat Kristen khususnya kepada suster-suster yang akan ditingalkan," cetusnya.

Di tempat yang sama Suster Provencial PBHK Belanda Suster Lis Alkemade, mengatakan, karya yang dilakukan oleh Suster Francesco Moens merupakan pelayanan yang patut diteladani.

"Dengan usianya yang sangat muda saat itu, ia mengambil keputusan untuk melayani, dan keikhlasan ia menolong masyarakat tanpa memandang latar belakang orang tersebut," katanya.

Sementara itu Suster Provincial PBHK Indonesia Suster Maidelene menilai 46 tahun karya suster Francesco Moens FDNSC di Maluku merupakan suatu anugerah dari Tuhan sehingga dapat menghadapi berbagai tantangan yang dihadapi dalam membangun Maluku.

Sumber: S5