Thursday, 7 July 2011

Thursday, July 07, 2011
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca 19 Muda-Mudi Katolik, Protestan dan Muslim di Yogyakarta Komitmen Jadi Agen Perdamaian.
YOGYAKARTA - Sebanyak 19 orang muda Katolik, Muslim dan Protestan di Yogyakarta, telah berkomitmen menjadi agen perdamaian melalui berbagai kegiatan yang fokus pada dialog lintas iman.

Kegiatan-kegiatan itu termasuk mengunjungi institusi-institusi keagamaan seperti vihara, pura, pondok pesantren, seminari, susteran, gereja, masjid, dan mengadakan berbagai kegiatan di bidang sosial, ekonomi dan budaya.

“Saya juga berencana untuk mendorong temanku yang Muslim, khususnya yang memiliki pandangan sempit, agar menjadi lebih terbuka dengan yang lain,” kata Astri Asih, mahasiswi Muslim yang belajar pada Fakultas Biologi di Universitas Katolik Atma Jaya Yogyakarta setelah lokakarya baru-baru ini.

Lokakarya “Membangun Perdamaian,” yang diadakan di Wisma de Mazenod, Seminari Tinggi Tarekat ‘Oblat Maria Immaculata’ (OMI), Yogyakarta berlangsung 30 Juni hingga 3 Juli.

Dalam lokakarya yang diadakan oleh Pusat Pastoral Yogyakarta itu, Romo Adrianus Suyadi SJ, direktur Jesuit Refugee Service (JRS) dan Zuly Qodir, direktur dan dosen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta hadir sebagai narasumber.

“Seorang mahasiswa yang tinggal dekat pesantren memberitahu saya bahwa untuk bergaul dengan penganut agama lain lebih mudah ketimbang bergaul dengan sesama Muslim. Maka saya berencana berbuat sesuatu untuk rekan-rekan mahasiswa,” kata Ali Mustofa, seorang Muslim.

Direktur YPP Romo Joannes de Brito Mardi Kartono SJ mengatakan dalam sambutannya bahwa lokakarya itu bertujuan untuk membangun Kerajaan Allah, yang di dalamnya ada cinta, perdamaian dan keadilan bagi segenap umat manusia.

Sumber: Cathnews Indonesia/ucanews