Hadir dalam acara tersebut Wakil Wali Kota Banjarmasin HM Irwan Anshari, jajaran muspida, sejumlah tokoh lintas agama FKUB dan Pemimpin Redaksi BPost Group Yusran Pare.
Irwan pun berharap Gereja Batu (sebutan masyarakat Banjarmasin untuk gereja Katolik pertama di Kalimatan Selatan dan Kalimantan Tengah tersebut) menjadi tempat pelayanan umat.
"Di usianya yang ke 80, Paroki Katedral Keluarga Kudus Banjarmasin juga diharapkan dapat lebih memberikan kontribusinya pada pembangunan Kota Banjarmasin," katanya di hadapan sekitar 1.500 hadirin.
Untuk menghibur dan mengingatkan hadirin, malam itu dipentaskan sendratasik (sendratari dan musik). Karya seni tersebut yang mengisahkan perjalanan, perjuangan dan dinamika yang terjadi di Paroki Katedral Banjarmasin.
Sendratasik berdurasi sekitar 40 menit tersebut dengan apik menampilkan kisah pendirian Gereja Katedral pada zaman penjajahan Belanda, Jepang hingga sekarang.
Menurut catatan, Gereja Katderal awalnya didirikan di Jalan Lambung Mangkurat No 4 Banjarmasin (sekarang di samping Balai Pemuda) dan diresmikan pada 28 Juni 1931. Saat itu bangunannya terbuat dari kayu.
Pada 20 November 1935 dilakukan peletakan batu pertama bangunan Gereja Katedral yang sekarang. Pembangunannya dilakukan oleh arsitek/pemborong, Roestenburg. Dia juga sempat membangun beberapa gedung di Banjarmasin, antara lain Bank Indonesia, Bank Bumi Daya dan Kantor RRI (dh. Sositet)
Pembangunan Gereja Katedral memakan waktu lima bulan. Pada 19 April 1936 Gereja Katedral diresmikan. Gereja ini merupakan saksi sejarah dan menjadi cagar budaya Kota Banjarmasin.
Sumber: banjarmasin pos
