Friday, 8 July 2011

Friday, July 08, 2011
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Misionaris Katolik Tertua Meninggal Dunia; Umat Katolik Medan Adakan Misa Requiem.
MEDAN (SUMUT) - Umat Katolik Paroki Kristus Raja Medan, Senin (04/07/2011) sore mengambil bagian dalam misa requiem bagi Pastor Adelbert Snijders OFM, CAP, mantan Pastor Paroki,yang meninggal dunia dalam usia 84 tahun pada Selasa (28/06/2011) lalu di Rumah Sakit Santa Elisabeth, Medan.

Misa yang dihadiri sekitar 400 umat itu dipersembahkan oleh lima orang imam, yakni Pastor Fritz Tambunan, Pastor Wiro, Pastor Benitius Brevoort, Pastor L Sipayung dan Pastor Charles. Sebelum misa dimulai, terlebih dahulu dipertontonkan koleksi foto-foto kegiatan gembala baik tersebut selama berkarya di Paroki Kristus Raja dari 1991 hingga 2003.

Setelah khotbah yang disampaikan Pastor Paroki Fritz Tambunan yang menitikberatkan pengorbanan dan cinta kasih kepada umat dari mendiang, dilanjutkan pembacaan biodata Pastor Adelbert Snijders yang disampaikan mantan ketua paroki Steven Mandera.

Pastor Adelbert lahir di Raamsdonk, Belanda 10 Januari 1927. Ditahbiskan menjadi imam pada 4 Agustus 1953 dan diangkat menjadi misionaris untuk Sumatera. Sebelum berangkat ke Indonesia, dia meraih gelar doktor filsafat dengan predikat cum laude di Universitas de Propaganda Fide di Roma.

Adelbert tiba di Sumatera pada 27 Maret 1964 dan belajar bahasa Indonesia di Pematang Siantar. Kemudian diangkat menjadi Direktur Seminari Tinggi di Parapat. Di sana dia bertugas selama 22 tahun.

Pada 22 November 1991, Pastor Adelbert menerima tugas sebagai gembala umat di Paroki Kristus Raja. Dia dikenal umat sebagai pastor yang murah hati, ringan tangan dan suka menolong. Orang yang mengetuk pintu hatinya tidak pernah dipulangkan dengan tangan hampa.

Karena selama masa tugasnya, Adelbert kurang memerhatian kesehatannya sendiri, mengakibatkan kondisi kesehatannya kian hari makin menurun. Pada 1 Agustus 2003, dia menerima saran umat untuk beristirahat demi kesehatannya. Dia kembali ke Seminari Sinaksak untuk merampungkan penulisan buku-bukunya. Adelbert berhasil merampungkan tiga buku, yaitu 1. Manusia Paradoks Seruan 2. Manusia dan Kebenaran, dan 3. Seluas Segala Kenyataan.

Sejak 25 Desember 2010, Pastor yang dicintai umatnya itu jatuh sakit, sering keluar masuk rumah sakit di Pematang Siantar maupun di Medan. Pada 28 Juni 2011 pukul 09.10 WIB dia meninggal dunia dan 30 Juni jenazahnya dikebumikan di Pemakaman Kapusin Sinaksak Pematang Siantar.

Sumber: Harian Analisa