Wednesday 6 July 2011

Wednesday, July 06, 2011
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Pdt Socrates Sofyan Yoman : Gereja Akan Suarakan Penderitaan Umat Tuhan.
JAYAPURA (PAPUA) - Ketua Sinode Gereja Baptis Indonesia, Pendeta Socrates Sofyan Yoman mengatakan gereja akan menyuarakan penderitaan atas umat Tuhan diatas tanah ini. Gereja juga bakal menyuarakan suara yang tak bersuara.

“Saya akan dengar seratus persen suara dari umat. Kami akan menjadi corong dari umat Tuhan yang sementara menderita. Kami juga akan menyuarakan suara yang tak bersuara itu. Ini tugas gereja,” kata Yoman saat diwawancarai di depan Auditorium Universitas Cenderawasih Jayapura, di Abepura, Papua, Selasa (05/07/2011).

Menurut Yoman, corong akan penderitaan umat memang sudah lama menjadi tugas gereja. Tugas tersebut tengah terlaksana diseluruh dunia dan dimana saja termasuk Papua. “Tugas ini sudah berlangsung,” ungkapnya.

Socrates meminta, rakyat Papua tak menjelek-jelekan orang lain dalam meperjuangkan masalahnya. “Saat ini jangan menjelek-jelek orang. Mari kita kasih tinggal itu,” tandasnya. Bagi dia, sudah saatnya orang pribumi Papua meninggalkan budaya itu. Warga Papua diminta berjuang dengan cara damai.

“Kami harap orang Papua menjaga keamanan negeri dan tanahnya sebagai lehurnya. Tidak boleh orang lain mengacaukan tanah ini,” pintanya. Socrates menyatakan, sudah saatnya penderitaan dan tetesan darah diatas tanah ini diakhiri. Penghapusan akan penderitaan itu harus dilakukan dengan cara damai dan bermartabat.

“Gereja tidak akan pernah tinggal diam. Suara kami sudah terdengar dimana-mana. Tak selamanya suatu bangsa dijajah terus menerus. Ada saatnya membela harga diri dan martabatnya,” tegasnya.

Sementara itu, wakil ketua panitia konferensi perdamaian tanah Papua, Markus Haluk mengatakan, suara rakyat yang hendak dibicarakan dalam pegelaran konferensi. Namun, disampaikan dengan cara yang berbeda yakni dengan diwakili orang-orang tertentu. Semua materi soal penderitaan rakyat juga akan dibicarakan. Mekanisme penyampaiannya juga jelas berbeda.

Menurut Markus, melalui konferensi itu, masalah yang selama ini disuarakan oleh rakyat Papua akan diidentifikasi. “Masalah-masalah yang selama ini dipersoalkan oleh rakyat akan diinfentarisir dan dicarikan solusi,” paparnya.

Dia menambahkan, selain itu, masalah akan diklasifikasikan dalam 5 bidang. Pertama, persoalan politik. Kedua, persoalan keamanan. Tiga, masalah pelanggaran HAM. Empat, persoalan ekonomi dan lingkungan hidup. Terakhir, persoalan sosial budaya. Hasilnya akan dirumuskan dan dideklarasikan dihari terakhir konferensi, Kamis (07/07/2011) pekan depan. “Ini masalah yang kita akan bicarakan dalam konferensi. Bukan solusi yang dibahas,” tandasnya.

Sumber: Tabloid Jubi