Saturday, 2 July 2011

Saturday, July 02, 2011
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Pegawai RSU Pancaran Kasih Manado Larang BPM Sinode GMIM Lantik Herlina Siwu.
Demo Pegawai RSU Pancaran Kasih (Beritamanado.com)
MANADO (SULUT) - Sejumlah pegawai RSU Pancaran Kasih Manado, meminta supaya BPM Sinode GMIM jangan melantik Herlina Siwu menjadi Ketua Yayasan Kesehatan. Pegawai mendesak agar pihak sinode menyerahkan jabatan tersebut kepada orang lain.

"Dr Nini (Herlina Siwu) sudah terpilih dan saya dapat info pelantikan akan dilakukan bulan ini. Sinode harus pertimbangkan keputusan dan jangan gegabah," ujar Revi Mawuntu pegawai yang dikenal vokal mengkritisi direksi rumah sakit, Jumat (01/07/2011).

Alasan supaya pelantikan Herlina Siwu dibatalkan lantaran, Wakil Dirut RSU Pancaran Kasih tersebut masih mempunyai masalah keuangan di rumah sakit. "Harus ada pertanggujawaban dulu baru ada pelantikan," tandas Revi.

Sekum Sinode GMIM, Pdt Arthur Rumengan MTeol menuturkan pihaknya akan mempertimbangkan masukan pegawai rumah sakit. "Kami berusaha akan bertindak dengan adil," ucapnya singkat.

Sementara itu demi mencukupi kebutuhan sehari-hari lantaran belum terbayarnya gaji, Revi mengaku rela berpanas-panasan setiap hari dengan menjadi kuli bangunan. Sebagai tulang punggung, keluarga memaklumi dengan apa yang dijalaninya.

"Selama kurang lebih tujuh bulan profesi ini yang saya jalani, tapi tentunya tetap memperhatikan tugas-tugas utama di rumah sakit. Pekerjaan ini tidak menentu, kalau saya dipanggil teman untuk bantu-bantu kerja sebagai kuli bangunan baru saya dapat uang," ucapnya.

Ia melanjutkan selain menjadi kuli bangunan, pria asal Tomohon ini juga mencari pendapatan sehari-hari dengan berjualan pisang goreng. "Pisang goreng dibuat keluarga saya dan dijual," ucapnya.

Selain Revi yang berusaha menyambung hidup dengan kerja lain lantaran tidak mendapatkan gaji, hal sama lakoni teman sekantornya. Pria yang tidak mau namanya ditulis menuturkan, ia setiap malam menjadi tukang ojek.

"Kebetulan saya punya motor dan untuk bantu-bantu keluarga biarlah saya jadi tukang ojek. Saya harap masa-masa sulit ini teratasi," katanya lagi.

Pria ini bersama istrinya selama bertahun-tahun bekerja di rumah sakit. Makanya ia harus putar otak untuk membiayai keluarga.

"Apalagi anak-anak kami sudah ada yang sekolah. Kalau saya tidak menjalani pekerjaan ini bisa-bisa mereka tidak bisa lanjut studi," ucapnya dengan mimik serius.

Mereka berdua berharap pihak rumah sakit dan BPMS GMIM secepatnya mengatasi persoalan yang sudah bertahun-tahun belum terselesaikan. "Semoga gaji kami segera terealisasi," kuncinya.

Sumber: Tribun