Wednesday 13 July 2011

Wednesday, July 13, 2011
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Presiden Konferensi Uskup Katolik Filipina Minta Maaf Atas Skandal Korupsi. MANILA (FILIPINA) - Uskup Katolik Roma, Nereo Odchimar, Presiden Konferensi Uskup Katolik Filipina membacakan pernyataan minta maaf membahas berbagai isu melibatkan Gereja di Manila, Filipina.

Pemimpin gereja Katolik Roma di Filipina pada Senin (11/07/2011) meminta maaf setelah beberapa uskup menerima sumbangan dari undian milik negara dan menyebabkan mereka terjerat dalam skandal korupsi.

Presiden Konferensi Uskup Katolik Pilipina, Uskup Nereo Odchimar, juga mengatakan bahwa tujuh uskup yang terlibat kasus tersebut siap untuk "menghadapi konsekuensi" jika mereka ditemukan melanggar hukum.

"Kami mengungkapkan duka yang mendalam ... dan rasa sakit bahwa peristiwa baru-baru ini melibatkan orang-orang tercinta kita," kata Odchimar dalam sebuah pernyataan.

Skandal itu berasal dari tuduhan-tuduhan bahwa Presiden Gloria Arroyo menggunakan dana lotre negara untuk memberikan kendaraan 4WD kepada tujuh uskup dan dana 8,38 juta peso (196.000 dolar AS) dalam bentuk uang tunai antara 2007 dan 2010 untuk membeli dukungan mereka.

Pemberian mobil-mobil dan sumbangan itu terjadi pada saat Arroyo menghadapi krisis pemakzulan yang berasal dari tuduhan korupsi dan bahwa dia berbuat curang dalam pemilihan presiden 2004.

Senat Pilipina sedang menyelidiki tuduhan terhadap para uskup itu, khusus menyelidiki apakah sumbangan itu ilegal dan melanggar pemisahan konstitusional antara gereja dan negara.

Para uskup itu telah mengakui menerima mobil dan uang tunai, tetapi mengatakan mereka melakukannya hanya untuk membantu orang-orang miskin di komunitas mereka.

Odchimar menekankan lagi Senin bahwa para uskup itu tidak mengakui melakukan kesalahan apapun, mereka siap untuk menerima sanksi.

"Kami menjamin anda bahwa para uskup yang bersangkutan siap untuk menerima tanggung jawab atas tindakan mereka, dan untuk menghadapi konsekuensi jika akan melanggar hukum terbukti, anomali, dan tidak konstitusional," katanya.

Dia juga mengakui, bahwa skandal itu telah mencoreng citra gereja, salah satu dari lembaga yang paling berpengaruh di Pilipina terutama Katolik.

"Kami sangat sedih bahwa banyak dari anda, terutama generasi muda, miskin ... dan telah menjadi bingung karena ketidak-konsistensian yang nyata atas tindakan kita dengan khotbah-khotbah pastoral kami," kata Odchimar.

Seorang juru bicara Presiden Benigno Aquino, seorang kritikus utama pendahulunya yang juga telah menghadapi tekanan politik baru dari gereja mengenai reformasi sosial, mengatakan permintaan maaf para uskup tersebut "sangat disambut baik". (Antara)