Friday 1 July 2011

Friday, July 01, 2011
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Sinode Gereja Masehi Injili Minahasa (GMIM) Akan Selidiki Direksi Rumah Sakit Umum Pancaran Kasih (RSUPK) Manado.
MANADO (SULUT) - Mencengangkan. Tak hanya ratusan karyawan Rumah Sakit Umum Pancaran Kasih (RSUPK) Manado yang sudah berbulan-bulan tidak menerima gaji, Direkturnya pun juga belum menerima gaji sejak Desember lalu.

Persoalan ini diduga berkaitan dugaan korupsi di RSU Pancaran Kasih senilai Rp 3 miliar. Investigasi internal direksi rumah sakit milik yayasan Sinode GMIM ini menemukan pihak RSUPK melakukan pinjaman ke beberapa pihak termasuk sejumlah bank swasta.

Direktur RSUPK Dorcas Katiandago, Kamis (30/7) mengatakan, temuan-temuan tersebut terjadi di era direksi lama. Pihaknya sudah menyampaikan masalah ini ke Badan Pekerja Majelis Sinode (BPMS) Sinode GMIM.
Dorcas membantah pegawai rumah sakit yang demo menuntut gaji baru-baru ini merupakan karyawan yang sakit hati. "Memang benar saya akui ratusan pegawai kami belum terima gaji secara benar, saya akui pernyataan saya di media waktu lalu itu salah," tuturnya.

Sebelumya, saat menanggapi aksi demo karyawan Selasa lalu, Dorcas mengatakan apa yang dituntut karyawan tidak semuanya benar. Ia tetap bersikeras bahwa yang menuntut upah mereka tak kunjung terbayarkan karena belum diambil oleh yang bersangkutan. Kemarin Dorcas mengakui kalau dirinya pun belum menerima gaji sejak Desember 2011. "Saya juga sama dengan mereka (pegawai)," tandasnya.

Wakil Ketua I BPMS, Pdt Roy Tamaweol ThM, kepada Tribun Manado menuturkan, sinode akan mendalami kasus ini dengan sebaik-baiknya, dengan arif dan bijaksana. Jika nantinya terdapat peyimpangan keuangan ini akan diserahkan ke ranah hukum. "Hal tersebut sudah sesuai dengan Tata Gereja GMIM. Kami tidak pernah membiarkan tetapi tetap berdasarkan dengan ketentuan dan prosedur yang berlaku," ucap Pdt Roy.

Soal masalah gaji yang belum dibayarkan, Sinode GMIM akan berupaya agar semua pegawai rumah sakit menerima gaji. "Gaji itu hak asasi manusia. Ini sudah dirapatkan dan nanti ada solusinya," tuturnya.

Senada dengan penuturan Sekretaris Umum (Sekum) Sinode GMIM, Pdt Arthur Rumengan MTeol, pihaknya akan menjalankan pundi ekstra kepada semua gereja-gereja guna mengatasi masalah tersebut. Semua wilayah gereja GMIM akan dilibatkan. "BPMS akan merapatkan masalah ini tanggal 5 Juli dan akan ada hasil terhadap tindak lanjut rumah sakit. Prinsip gereja, kami tidak akan membela siapapun yang berbuat jahat," tambah Pdt Arthur.

Ia mengatakan masalah RSU Pancaran Kasih sudah ada sebelum periode Herlina Siwu. Pada masa direksi lalu rumah sakit pernah melakukan peminjaman kepada banyak pihak. "Ini yang akan kami selidiki, dan kami tidak akan menyalahkan siapapun sebelum ada bukti-bukti kuat. Jika nantinya ditemukan akan ada pembinaan," tandasnya.

Myrtha Kainde staf keuangan rumah sakit menyampaikan selisih gaji yang belum dibayarkan mencapai miliaran rupiah. Bulan Oktober 2010, Rp 145 juta, November Rp 145 juta, Desember Rp 200 juta, Januari 2011 Rp 265 juta, Februari Rp 265, dan Maret Rp 350 juta.

Ia juga mengungkapkan selisih kas (penyimpangan) umum yang ditemukan direksi yang baru bisa mencapai Rp 5 miliar. "Yang dicatat hanya sebagian yakni Rp 3 miliar dan kami ada buktinya," kata wanita berkacamata ini.
Meiske Sumual, staf personalia, mengakui semenjak ditunjuk menjadi Wakil Direktur RSU Pancaran Kasih, Herlina Siwu tidak pernah berkantor. "Absen tidak pernah terisi," ujarnya.

Seperti diberitakan, Selasa lalu karyawan RSUPK di Jalam Sam Ratulangi, Manado,demo menuntut gaji, menuntut haknya diberikan oleh pihak RS, dan menolak dr Helina Siwu sebagai Ketua Yayasan Bidang Kesehatan.

Sumber: Tribun Manado