Wednesday, 13 July 2011

Wednesday, July 13, 2011
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Tokoh Agama di Kalimantan Barat Sepakat Jaga Keharmonisan.
 Kerukunan Beragama (ilust)
PONTIANAK (KALBAR) - Para tokoh agama di Kalimantan Barat bersepakat menjaga keharmonisan antarumat beragama. Hal ini diungkapkan pada hari pertama Sinode Keuskupan Agung Pontianak di Rumah Retret Tirta Ria, Jalan Adisucipto, Kubu Raya, kemarin (12/07/2011).

Tokoh-tokoh agama yang hadir adalah Ketua STAIN Pontianak Hamka Siregar, Ketua Persekutuan Gereja di Indonesia (PGI) Wilayah Kalbar, Pdt Daniel Alpius, Ketua Walubi Pontianak Edi Tan Sui, Ketua Majelis Agama Khonghucu Pontianak Sutadi, dan tentu saja tokoh-tokoh se-Keuskupan Agung Pontianak.

Dalam acara tersebut, masing-masing perwakilan organisasi keagamaan diminta oleh moderator Vikaris Jenderal Keuskupan Agung Pontianak, William Chang OFM Cap untuk memaparkan pendapatnya. Hamka dalam menyebutkan, dirinya banyak belajar tentang agama-agama lain. Pun dalam kesehariannya ia akrab dengan semua golongan.

Menurutnya, ajaran setiap agama adalah untuk kebaikan, bukan sebaliknya. Hal yang sama diungkapkan Daniel Alpinus. Katanya, kekerasan yang mengatasnamakan agama tidak semestinya terjadi. Ia memuji umat beragama di Kalbar yang saling hidup damai dan berdampingan.

Contoh soal keharmonisan antaragama disebutkan oleh Sutadi. Bahkan secara eksplisit ia menerangkan fenomena kemajemukan di keluarganya. “Keluarga saya terdiri atas berbagai macam agama, termasuk isteri dan anak saya. Tapi kami hidup dapat hidup harmonis,” katanya.

Pernyataan tersebut disambung oleh Edi Tan Sui. Katanya, pada dasarnya umat beragama adalah satu keluarga. “Masing-masing nabi mengajarkan hal yang sama, yaitu soal kebaikan. Bukankah berarti kita adalah saudara,” sebutnya.

Sinode dibuka Wakil Gubernur Kalbar Christiandy Sanjaya. Sebelum kegiatan dimulai, terlebih dahulu dilangsungkan misa yang diimami langsung Uskup Agung Pontianak Mgr Hyeronimus Bumbun OFM Cap. Ruang pertemuan dipenuhi oleh seratusan orang perwakilan dari 23 paroki, organisasi Katolik, dan kelompok-kelompok se-keuskupan agung.

Kegiatan akbar ini memang melibatkan seluruh umat Katolik se-keuskupan. Inti dari sidang sidnode yang bertema “Gereja sebagai Keluarga” ini ditujukan untuk menampung segala ide dan gagasan para peserta. Persoalan yang dibahas terdiri atas isu-isu terkini soal; sosial, religius, ekonomi, politik, kebudayaan, lingkungan hidup, dan lain-lain.Diharapkan dapat menelurkan garis-garis kebijakan pastoral sebagai visi dan misi Keuskupan Agung Pontianak untuk periode 2012-2016.

Arah dasar dan tujuan karya pastoral akan digali bersama sehingga kebutuhan pelayanan rohani dapat dipenuhi sedapat mungkin.Sinode adalah sebutan pertemuan dalam agama Katolik yang diselenggarakan untuk mengambil keputusan menyangkut masalah doktrin, administrasi atau aplikasi. Sinode berasal dari bahasa Yunani, yang berarti sidang atau pertemuan, sinonim dengan kata Latin concilium atau konsili.(Pontianak Post)