Thursday, 7 July 2011

Thursday, July 07, 2011
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Uskup Agung George Alencherry: Jumlah Panggilan Missionaris Menurun, Jadi Tantangan Gereja.
Uskup Agung George Alencherry
KERALA (INDIA) - Jumlah panggilan misionaris yang menurun di India menjadi tantangan tersendiri bagi Gereja Syro-Malabar, kata Uskup Agung George Alencherry.

Dalam surat gembala yang pertama kepada seluruh gereja di Kerala yang bertepatan dengan Hari St. Thomas, uskup agung itu mengatakan bahwa kurangnya minat dalam panggilan Gereja mengindikasikan kemerosotan iman dalam keluarga.

“Gereja kita yang sangat hakiki adalah misionaris, yang dikirim untuk membawa pesan kehidupan. Sebagai sebuah Gereja individual, Gereja Syro-Malabar juga memiliki hakiki dan misi yang sama. Sehingga panggilan yang menurun mengkhawatirkan saya,” katanya.

Kemerosotan iman dalam keluarga-keluarga, kurangnya hidup doa, jumlah anak yang sedikit, kritik-kritik negatif terhadap imam dan kaum religius, serta takut akan tantangan yang dihadapi para misionaris merupakan faktor kemerosotan, kata uskup agung itu.

Prelatus itu mengatakan ke depan karya misi tergantung pada bagaimana keprihatinan itu bisa dihadapi, dan mendesak umat beriman untuk mendorong anak-anak menghormati misionaris dan meningkatkan interaksi langsung dengan mereka, serta menyumbangkan dana secara sukarela untuk kegiatan-kegiatan misi.

Pastor Paul Thelakat, juru bicara Gereja Syro-Malabar, mengatakan bahwa kualitas panggilan juga menjadi masalah.

“Itu adalah sebuah keprihatinan yang serius dari Gereja. Meski angka yang tepat tidak ada, kenyataan sekarang bahwa anak laki-laki tidak banyak tertarik bergabung dengan klerus. Kami merencanakan sejumlah langkah positif untuk menyikapi kecendrungan tersebut,” katanya.

Santo Thomas , rasul bagi India, menaburkan benih Gereja ketika ia tiba di Kodungallur, sebuah pelabuhan kuno yang dinamakan Muziris di negara bagian selatan, pada tahun 52 masehi. Ia kemudian menjadi martir di Mylapore dekat Chennai pada tahun 72 Masehi.

Sumber: Cathnews Indonesia / Ucanews