Tuesday 19 July 2011

Tuesday, July 19, 2011
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Uskup Agung Kupang Minta Media Massa jadi Jembatan Komunikasi Sosial.
Mgr Petrus Turang
KUPANG (NTT) - Uskup Agung Kupang, Mgr Petrus Turang meminta media massa jangan hanya memikirkan profit atau keuntungan dalam menyajikan informasi kepada masyarakat tetapi juga perlu menulis berita yang bisa mengangkat harkat dan martabat manusia.

"Kehadiran media massa hendaknya mampu menjadi jembatan komunikasi sosial.Karena tidak sekedar mencari keuntungan semata.Tetapi media berperan untuk menyampaikan informasi yang tepat dan benar terutama menyangkut martabat manusia," kata Uskup saat berdialog dengan para wartawan, seniman, budayawan, pendidik (dosen dan Guru) Katolik di Hotel Kristal Kupang, Senin (18/07/2011).

Menurut Uskup, media komunikasi dapat mengangkat harkat dan martabat manusia.Wartawan dan para komunikator dapat menjadi rasul kemanusiaan dan pelaku peradaban manusia melalui serangkaian keterampilan dalam menyajikan berita dan informasi.

"Saya harap media massa dapat mengambil peran sebagai agen perubahan sekaligus mengangkat martabat manusia," tegas Uskup Turang yang juga Ketua Komisi Sosial (KOMSOS) Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI) ini.

Lebih lanjut ia menegaskan, bila kepentingan profit yang diutamakan, misalnya dengan menyajikan berita-berita yang bisa menimbulkan penderitaan lebih besar kepada masyarakat. Sementara kebenarannya tidak bisa dijamin maka media massa tersebut menjadi provokasi karena tidak mengangkat pewartaan kasih Tuhan.

"Media massa yang tidak mengangkat harkat dan martabat manusia. Media tersebut bukan bagian dari budaya baru yang memberdayakan hidup, melainkan melahirkan budaya kematian dalam lingkungannya," ujarnya.

Uskup Turang menambahkan melalui media komunikasi sosial, wartawan harus mampu menjadi garam dan terang dunia.

"Media harus mampu memberikan nilai-nilai yang menghormati martabat manusia.Jangan hanya karna profit, akhirnya media menjadi pecundang-pecundang komunikasi sosial secara actual," tegasnya.

Dalam pertemuan itu para komunikator Katolik mengharapkan agar hirarki gereja dapat membuat jadwal secara rutin untuk bertemu. (Antara)