Toleransi Beragama (Illustrasi) |
Pdt Mangantar Tambunan mengatakan, menjadi kewajiban bersama untuk menjaga situasi yang aman dan damai di Kabupaten Simalungun, terutama dalam pelaksanaan kegiatan yang diwajibkan agama.
“Kita menyadari, hanya dengan bergandeng tangan dan saling menghormati, keharmonisan umat akan terjalin. Menghormati sesama dan antar umat beragama akan mendatangkan rasa aman dan damai. Kita harapkan juga petugas keamanan meningkatkan pengamanan, sehingga tidak membuka peluang kepada pihak-pihak yang tidak menginginkan Simalungun tidak kondusif,” katanya.
Sekretaris BKAG Pdt John M Parmongan Siregar menambahkan, setelah kepengurusan BKAG Simalungun periode 2011-2016 dilantik, telah dilakukan silaturahmi dan perkenalan sesama pengurus dan keluarga. Beberapa program telah dirumuskan serta akan dilaksanakan dalam waktu dekat. Seperti audiensi dengan pimpinan gereja dan kepada Bupati Simalungun, dialog dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI), dialog dengan Kepala Kantor Kemenag, dan dengan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB).
“Sebagai mitra sejajar, BKAG siap mendukung program pemerintah untuk mewujudkan perubahan di Simalungun, terutama dalam upaya peningkatan kualitas iman umat. Program-program yang rutin seperti Natal, Paskah, Pesparawi, serta pemberangkatan umat Kristen wisata rohani tetap dilanjutkan,” kata John.
Lebih lanjut dijelaskannya, BKAG dibentuk sebagai wadah berbagai denominasi gereja untuk saling berkumpul serta saling memberikan masukan bagi usaha peningkatan pelayanan kepada umat.
“Kita menyadari denomisasi gereja yang telah terbentuk, tetapi dasar keyakinan serta tujuannya sama. Demi pengembangan serta peningkatan pelayanan BKAG ke depan, maka masukan dari seluruh anggota sangat diharapkan. Selain masalah pengembangan pelayanan kepada umat, kehidupan berbangsa juga menjadi tanggungjawab bersama, terutama dengan semakin menurunnya moral umat akhir-akhir ini,” katanya. (Metro Siantar)