Saturday, 6 August 2011

Saturday, August 06, 2011
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Dewan Gereja Malaysia Protes Tindakan Pelecehan Ormas Islam Terhadap Gereja Methodis Damansara Utama.
KUALA LUMPUR (MALAYSIA) - Dewan Gereja Malaysia menyampaikan protes kepada pemerintah Malaysia karena polisi dan pejabat negara masuk ke dalam sebuah gereja tanpa surat perintah.

"Semua tempat kebaktian, sembahyang, seperti kuil, masjid, gereja dan lain-lain adalah tempat suci. Sebab itu polisi atau wakil-wakil lain tidak boleh masuk. Kalau hendak masuk harus mendapat kebenaran dari ketua agama bersangkutan," kata Herman Shastri, Sekjen Dewan Gereja Malaysia kepada BBC Indonesia.

Insiden itu terjadi Rabu (03/08/2011) malam di Gereja Metodis Damansara Utama di negara bagian Selangor.

Polisi dan pejabat dari Jawatan Islam Selangor Malaysia, JAIS, memasuki gereja ketika sedang berlangsung jamuan makan malam sehubungan dengan kegiatan sebuah LSM, Harapan Komuniti.

"Amat ironis jika jamuan untuk para sukarelawan, pemimpin, pendukung dan masyarakat harus diganggu oleh tindakan yang arogan dan memuakkan dari pejabat agama negara bagian," tulis pernyataan resmi Dewan Gereja Malaysia.

Mereka juga meminta agar Sultan Selangor melakukan penyelidikan atas hal yang disebut sebagai 'penyerbuan yang tidak beralasan'.

Herman Shastri menambahkan insiden yang baru pertama kali terjadi itu juga menimbulkan ketakutan."Ada satu perkara yang membagi ketakutan di kalangan kaum Kristen sebab ini pertama kalinya polisi dan wakil-wakil Islam, JAIS, masuk ke dalam gereja tanpa kebanaran dan tanpa surat perintah. Mereka mengatakan hendak membuat investigasi tentang apa yang dibuat gereja di sana," jelas Herman.

Ketegangan Hubungan
Dalam waktu belakangan, ketegangan dalam hubungan antar kelompok mayoritas dan minoritas sepertinya semakin meningkat di Malaysia.

Sebuah stasiun TV sampai menarik iklan sosial tentang bulan puasa yang dianggap menghina kelompok non-Islam. Dalam iklan itu digambarkan seorang warga Malaysia keturunan Cina yang mengenakan blus tanpa lengan datang ke pasar dan tidak memperdulikan bulan Ramadhan.

Namun iklan tersebut mendapat berbagai protes dan 8TV sudah mengajukan permintaan maaf.

Sebelumnya sebuah terbitan milik Gereja Katolik di Malaysia, The Herald, menggugat pemerintah sehubungan dengan larangan penggunaan kata 'Allah' untuk umat non-Islam.
Selain itu muncul isu tentang upaya Kristenisasi atas umat Islam Malaysia, yang selalu dibantah pihak gereja.

Di tengah berbagai isu tersebut, Perdana Menteri Malaysia Najik Razak, bertemu dengan Paus Benediktus XVI di rumah peristirahatan Paus di Roma.

Kunjungan Najib Razak tersebut dilihat para pengamat sebagai upaya untuk meredakan kekhawatiran umat Kristen di Malaysia dan setelah itu dicapai kesepakatan untuk membuka hubungan diplomatik antara Malaysia dan Vatikan.

Namun sejumlah pengamat melihat tindakan itu lebih untuk kepentingan meraih suara umat Kristen di tengah kabar tentang pemilihan umum yang akan digelar lebih cepat.
Bukan kecenderungan

Bagaimanapun anggota Komisi Interfaith Malaysia, Pendeta Philip Thomas, membantah kecenderungan meningkatnya ketegangan antara umat beragama di Malaysia. "Kami memiliki hubungan yang sehat. Memang ada beberapa kasus yang naik turun di sana sini yang menyebabkan perasaan tidak enak. Namun hubungan antar agama baik," katanya.

Komisi Interfaith berupaya agar setiap orang menghormati agama lain dan mengupayakan pertautan antar umat agama untuk mencegah kesalahpahaman.
Philip Thomas menambahkan bahwa komisi sepakat dengan prinsip kesucian dari tempat beribadah agama apapun.

"Kalau ingin melakukan penyelidikan, dekati pemimpin agama dan jelaskan kenapa harus datang dan apa masalahnya. Upayakan kerjasama jadi bukan hanya datang begitu saja," tambahnya.(Pustakalewi)