Monday, 1 August 2011

Monday, August 01, 2011
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Gubernur Kalimantan Barat Minta 110 Imam Diosesan Perbaiki Standar Hidup Masyarakat.
PONTIANAK (KALBAR) - Gubernur Kalimantan Barat meminta 110 imam diosesan yang berkumpul di propinsi itu untuk musyawarah nasional yang ke-10 agar turut membantu pihak berwenang dalan memperbaiki standar hidup masyarakat.

Dalam acara makan kemarin di Pendopo Gubernur di Pontianak, Gubernur Cornelis mengatakan kepada para anggota Unio Indonesia itu bahwa kebanyakan umat Katolik dan Protestan setempat adalah suku Dayak.

“Mereka mencintai daerah ini dan lingkungannya namun hidup dalam kesederhanaan dan kemiskinan,” katanya.

Kemiskinan ini juga merupakan tantangan Gereja. Dengan demikian, baik pemerintah dan Gereja setempat hendaknya bekerjasama memperbaiki situasi ekonomi mereka, tambah Cornelis.

Ia percaya Gereja bisa membantu memperbaiki kondisi perekonomian serta meningkatkan pendidikan dan kesehatan orang Dayak melalui “kotbah-kotbah dan pendekatan langsung untuk membangkitkan kesadaran.

Cornelis mengakui bahwa kerja sama Gereja dengan pemerintah setempat sudah bagus. “Namun kita membutuhkan sebuah revolusi ekonomi dengan cepat. Kita harus membebaskan orang Dayak dari kemiskinan dengan segera,” katanya.

Melalui kotbah-kotbah, tambahnya, para imam bisa mengubah cara berpikir orang Dayak.

“Orang Dayak harus memahami dan melihat masa depan mereka dengan mengirim anak-anak mereka ke sekolah untuk memperoleh pendidikan yang lebih baik.”

Pastor Stanislaus Ferry Sutrisna Wijaya, ketua Unio Indonesia, mengatakan yang mempersatukan imam diosesan dan para pejabat gubernur adalah melayani masyarakat.

“Unio Indonesia kini memiliki 1.864 imam yang melayani di 37 keuskupan seluruh Indonesia. Imam diosesan (praja) adalah sama dengan pengabdi masyarakat (pamong praja). Mereka melayani masyarakat,” katanya.

Selama Musa, katanya, kami ingin belajar dari kebhinekaan masyarakat, ekonomi mereka, lingkungan dan kehidupan sosial. “Kami minta gubernur dan masyarakatnya untuk mengizinkan kami untuk tinggal sepekan disini.”

Munas yang juga dihadiri oleh tujuh uskup serta dua pastor dari Malaysia, itu dimulai hari ini di kabupaten Sintang, dan akan berakhir pada 6 Agustus.(Cathnews Indonesia)