Sunday 28 August 2011

Sunday, August 28, 2011
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Jaga Salat Idul Fitri, 32 Gereja di se-Kota Jayapura akan Kerahkan Pemuda.
JAYAPURA (PAPUA) - Pimpinan gereja-gereja se-Kota Jayapura meminta kepada seluruh masyarakat Kristiani khususnya pemuda se-Kota Jayapura untuk bersama-sama memberi rasa aman dan juga tenteram kepada saudara-saudara yang menunaikan ibadah puasa dan pada saat pelaksanaan salat Idul Fitri serta perayaan Idul Fitri tersebut.

Ketua Klasis Gereja Kristen Injili di Tanah Papua (GKI) Kota Jayapura, Pdt. Willem Itaar mengatakan untuk pengamanan pelaksanaan ibadah puasa dan salat Idul Fitri, pihaknya bersama semua pimpinan gereja yang ada di Kota Jayapura ini akan mengerahkan semua umat beragama dan melibatkan pemuda gereja dalam pengamanan saat salat Idul Fitri se-Kota Jayapura.

"Hal ini mengingat banyaknya kejadian yang mengganggu suasana Kota Jayapura akhir-akhir ini. Jadi kami meminta kepada umat Kristen agar tetap menjaga keamanan di Kota Jayapura, sehingga pelaksanaan ibadah puasa bagi umat Muslim dan pelaksanaan Salat Id nanti serta perayaan lebaran berjalan aman," terangnya ketika memberikan keterangan pers di Kantor Klasis GKI Jayapura, Jumat (26/08/2011).

Disampaikannya bahwa seluruh pimpinan gereja se-Kota Jayapura yang hari ini hadir sebanyak 13 pimpinan gereja ini termasuk mewakili seluruhnya akan bersatu untuk bersama-sama menjaga keamanan di Kota Jayapura, sehingga pelaksanaan Salat Id serta perayaan Lebaran nanti bisa berjalan dengan lancar dan meriah.

Sedangkan Wakil Ketua Majelis Daerah Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI) Provinsi Papua, Pdt MPA Maury mengatakan bahwa di minggu depan pihaknya akan melakukan pertemuan dengan seluruh pimpinan gereja di Kota Jayapura guna membahas pengamanan bulan puasa dan pelaksanaan Salat Id bagi rekan-rekan yang beragama Muslim. "Di Kota Jayapura ada 32 gereja dan kami mengundangnya untuk membahas keamanan Kota Jayapura," ucapnya.

Pihaknya akan memberikan masukan kepada pemerintah Kota Jayapura, bila perlu kepada Pemerintah Provinsi Papua baik eksekutif, legislatif dan yudikatif.

"Terhadap TNI/Polri pun gereja akan memberikan masukan untuk melakukan pengamanan. Sebab seperti yang kami bilang dari awal bahwa kami hanya ingin Kota Jayapura aman dan tenteram. Tidak hanya pada Hari Raya Idul Fitri saja, melainkan seterusnya aman dan tenteram," ujarnya.

Maury mengingatkan kepada masyarakat untuk tidak terpengaruh dengan isu-isu yang membuat terjadinya bentrok. Jika itu terjadi maka akan berhadapan kepada seluruh pimpinan gereja se-Kota Jayapura.

Maury mengungkapkan akan mengajak kepada seluruh gereja agar selalu menjaga keamanan di kota ini. Begitu juga sebaliknya, nama gereja jangan dibawa-bawa. "Kelak jika ditemukan ada oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab membawa nama-nama gereja dan dipersalahkan maka akan berhadapan dengan seluruh pimpinan gereja se-Kota Jayapura," ungkapnya.

Pihaknya menegaskan, pengamanan itu akan dilakukan di seluruh masjid-masjid dan juga tempat pelaksanaan salat Idul Fitri. "Kami juga akan meminta kepada Wali Kota Jayapura dan Kapolres Jayapura Kota serta Dandim 1701/Jayapura untuk turun tangan melakukan pengamanan di Kota Jayapura ini," pungkasnya.

Sementara di tempat berbeda Kepala Suku Pegunungan Tengah di Jayapura Philipus Halitopo kepada wartawan mengatakan bahwa masyarakat Pegunungan Tengah di seluruh Papua khusunya yang ada di Jayapura akan ambil bagian dalam menciptakan suasana aman pada saat salat Id dan perayaan hari Raya Idul Fitri.

“Saya menghimbau kepada seluruh masyarakat Pegunungan Tengah untuk ambil bagian dalam menciptakan suasana aman dan tenteram kepada saudara kita yang merayakan hari Raya Idul Fitri di seluruh Papua khususnya di Jayapura,” ungkapnya.

Kepala suku ini juga menyampaikan bahwa selama ini banyak segala bentuk kriminal yang terjadi di Papua khusunya di Jayapura, di mana para oknum pelakunya diduga masyarakat dari Pegunungan. “Jadi marilah seluruh masyarakat pegunungan untuk kita membuang ungkapan yang menjelekkan citra kita selaku masyarakat pegunungan. Ya walau sebagian besarnya adalah masyarakat pegunungan yang melakukan kriminal, namun itu adalah oknumnya. Jika pun oknumnya, saya meminta untuk menghentikan segala bentuk tindakan kriminal tersebut,” himbaunya.

Di samping itu, pada saat pelaksanaan salat Id, pihaknya telah berkordinasi dengan masyarakat pegunungan khususnya dari pegunungan tengah untuk melakukan pengamanan di tempat-tempat tertentu, seperti masjid atau tempat umat muslim melakukan salat Id serta tempat-tempat yang rawan.

“Saya berencana meletakan kurang lebih sepuluh orang di tempat-tempat umat Muslim melakukan salat Id,” katanya. (Cenderawasih Pos)