Friday 19 August 2011

Friday, August 19, 2011
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Jelang 100 Tahun Injil di Tanah Kayong, Keuskupan Ketapang akan Miliki Tiga Imam Baru.
KETAPANG (KALBAR) - Tahun 2011 merupakan penuh istimewa Keuskupan Ketapang. Pertama tahun 2011 merupakan tahun memperingati 100 tahun Injil masuk di Tanah Kayong, Ketapang. Dalam semangat kegembiraan yang sama, 4 September nanti, umat Keuskupan kembali akan menantikan "kelahiran" tiga orang imam, atau pastor baru.

Umat Keuskupan Ketapang patut bersyukur, sebab saat ini jumlah imam atau pastor yang melayani umat di keuskupan ini relatif sedikit. Persis yang dikatakan dalam Kitab Suci, tuaian banyak tapi pemanen sedikit.

Jumlah pastor saat ini hanya sekitar 30 orang untuk melayani kurang lebih 100 ribu umat, tersebar di 20 paroki dan pra paroki yang kebanyakan di pedalaman. Wajar, jika umat bergembira, sebab penantian akan kelahiran para imam baru ini begitu panjang.

Proses menjadi imam atau pastor dalam tradisi gereja Katolik berlangsung panjang, puluhan tahun. Setelah menempuh pendidikan khusus, para calon imam yang sering di panggil frater untuk menjalani masa orientasi di tengah umat. Setelah itu, mereka memasuki masa menjadi diakon, sebelum persetujuan ditahbiskan menjadi imam.

Ketiga diakon tersebut, Karel Sodho, Kamilus Kukuh Setyo Yulianto, dan Albertinus Cemis, telah menjalani masa panjang pendidikan dan panggilan. Mereka bersiap untuk ditahbiskan, sebab kuasa panggilan itu berasar dari Yang Maha Esa.

Peristiwa tahbisan sendiri diyakini lebih karena karya Tuhan. Bukan aku yang memilih kamu, tapi Engkaulah yang mengutus aku. Inilah pernyataan dalam Kitab Suci bahwa menjadi imam tidak semata pilihan, tapi tugas perutusan dari Yang Maha Kuasa.

Uskup Ketapang Mgr Blasius Pujaraharja, Pr akan mentahbiskan tiga diakon yang berasal dari berbagai daerah tersebut, yakni Flores, Jawa dan Dayak.

Peristiwa tahbisan itu juga akan menjadi kenangan penting bagi Mgr. Pujaraharja. Sebab, pada acara yang sama akan diperingati 50 tahun uskup Ketapang itu menjalani imamatnya. Dan dalam masa imamat itu, "Sudah tiga puluh tiga tahun saya bersama umat Katolik di sini mengembangkan ajaran Yesus", ucap uskup itu

"Panggilan menjadi imam, dengan meninggalkan segala yang berkaitan duniawi, dan sepenuh-penuhnya melayani umat adalah sebuah misteri", demikian Uskup Pujaraharja dalam suatu kesempatan. Terhadap peristiwa tahbisan nanti, Uskup mengajak agar umat berdoa untuk kelancaran peritiwa syukur tersebut. (Tribun Pontianak)