MGT Jemaat Rantepao memilih studi banding ke Gereja Bali karena dinilai punya prombem dan tantangan yang sama yakni bagaimana bisa menjadi garam dan terang di tengah masyarakat dengan adat budaya yang begitu kuat mengakar.
"kami melihat gereja Bali bisa tumbuh bersama dengan adat dan budaya setempat yang begitu kuat dipengangi masyarakat. Demikian pula kondisi masyarakat Toraja yang masih begitu kuat dan teguh memegang budaya semisal rambo solo" Ujar Ketua Panitia studi banding Rio Ritha Pakan saat memberi keterangan pers di Rantepao Minggu (07/08/2011) siang tadi, Toraja Utara.
Ditambahkannya bahwa MGT Jemaat Rantepao juga melihat gereja-gereja di bali mampu memberdayakan potensi jemaatnya dengan menjadi pelaku pelaku pariwisata yang maksimal. Hal Itu yang menarik, karena ditengah hegemoni adat budaya yang sangat kental dengan nuansa kehinduan, Gereja bali mampu bertahan dan eksis melakukan pelayanan pelayanan keumatan. Selain itu selama ini di Bali tercipta kondisi keberagamaan yang rukun aman dan damai. (Kabar Toraja)
