Sunday 7 August 2011

Sunday, August 07, 2011
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Ketua Klasis Gereja Kristen Injili di Tanah Papua (GKI) Mimika Himbau Warga Papua Pelihara dan Dukung Papua Zona Damai. TIMIKA (PAPUA) - Ketua Klasis Gereja Kristen Injili di Tanah Papua di Mimika, Pdt Matheus Adadikam MTh mengimbau seluruh warga Papua tetap memelihara dan mendukung proses yang dilakukan untuk menjadikan provinsi ujung timur Indonesia itu sebagai zona damai.

Berbicara kepada ANTARA News di Timika, Selasa, Pdt Adadikam mengatakan gereja di Papua menolak dan mengutuk segala bentuk tindak kekerasan, pertumpahan darah, intimidasi, rekayasa politik dan segala bentuk kejahatan kemanusiaan yang sudah dan sedang berlangsung hingga saat ini di Papua.

"Siapapun dan kelompok manapun yang merencanakan dan melakukan semua kejahatan kemanusiaan, gereja sangat menolak dan mengutuk hal itu," kata Pdt Adadikam.

Ia mengatakan sangat mendukung Jaringan Damai Papua yang dipimpin DR Neles Tebay, Pr selaku Ketua Sekolah Tinggi Filsafat Fajar Timur Jayapura untuk menyelesaikan persoalan Papua melalui jalan damai tanpa kekerasan.

Jika kekerasan masih terus berlangsung di Papua, Pdt Adadikam khawatir semakin banyak pasukan TNI dan Polri yang akan dikirim ke Papua. Penambahan aparat keamanan, katanya, tidak saja membuat situasi kamtibmas di Papua makin kondusif, malah menciptakan banyak persoalan baru.

"Sebagai contoh di areal Freeport itu. Ada banyak pasukan yang datang, tapi apakah itu menyelesaikan soal, kan tidak. Kasus penembakan Daniel Mansawan dan Hari Siregar sampai hari ini belum terungkap, belum lagi kasus-kasus kekerasan yang terjadi sebelum-sebelumnya. Lalu, siapa di balik itu semua," tanya Pdt Adadikam.

Sebagai tokoh agama, ia mengaku terus mendorong aparat penegak hukum di Mimika agar dapat mengungkap berbagai kasus tindak kekerasan yang terjadi di areal Freeport maupun kasus-kasus kekerasan lainnya.

Pdt Adadikam menyampaikan penghargaan kepada pihak kepolisian di Mimika yang memberikan kesempatan kepada warga Papua untuk menggelar aksi damai sekaligus mimbar demokrasi di Lapangan Timika Indah, Selasa.

Ia berharap ekspresi yang disampaikan warga tersebut harus terarah dan tidak sampai mengganggu situasi kamtibmas setempat.

"Ini sesuatu yang sudah lama terpendam sehingga perlu difasilitasi agar kondisi ketidakpuasan itu tidak sampai berubah menjadi situasi yang tidak terkendali bahkan anarkis," ujar Pdt Adadikam.

Menurut dia, orang Papua memiliki hak dan kebebasan untuk dapat mengangkat harkat dan martabatnya serta memutuskan apa yang mereka inginkan.

"Dalam segala aspek yang harus diperjuangkan dan di kedepankan adalah cinta kasih dan damai," tuturnya.

Pdt Adadikam juga mengimbau warga Papua agar tidak melupakan hal-hal mendasar dalam perjuangannya yaitu anak-anak harus sekolah, petani harus bekerja di ladang, nelayan harus mencari ikan dan pedagang harus terus berjualan.

"Untuk masuk dalam situasi kemerdekaan apapun bentuknya harus dengan bekerja keras. Orang tidak mungkin hanya berpangku tangan lalu mengharapkan sesuatu turun dari langit," imbaunya. (Antara)