Monday 1 August 2011

Monday, August 01, 2011
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Patung Hati Kudus Yesus Siap Diresmikan saat 106 Tahun Masuknya Katolik di Merauke.
MERAUKE (PAPUA) - Pembangunan patung Hati Kudus Yesus setinggi 13 meter setengah di kompleks Bandar Udara Mopah Merauke, Papua sudah mencapai sekitar 50 persen, Senin (01/08/2011).

Para pekerja hingga ini bekerja keras merangkai bagian-bagian patung. Ditargetkan, pada 14 Agustus mendatang, patung yang berbahan serat khusus itu sudah bisa diresmikan.

"Peresmian itu bertepatan dengan peringatan 106 tahun masuknya agama Katolik ke Merauke oleh para Misionaris Hati Kudus Yesus," ungkap Pastor Allo Batmyanik MSC, Ketua Pembangunan Patung Hati Kudus Yesus di Merauke. Satu patung serupa juga akan dibangun di perairan laut Wendu, Merauke.

Sebelumnya pada tanggal 3 Juli 2011, ribuan umat Katolik melakukan prosesi mengusung miniatur patung Hati Kudus Yesus yang dikerjakan seniman asal Yogyakarta dari pelabuhan laut menuju lokasi pembangunan di kawasan Bandar Udara Mopah. Prosesi ribuan umat Katolik itu diawali doa oleh pastor Jhon Kandam,Pr disusul ritual adat dari komunitas Marind Merauke dan Yakai Kabupaten Mappi.

Jadi Buah Roh
Sejak awal rencana pembangunan patung Hati Kudus Yesus sangat disetujui berbagai pihak,Ketua LMA Imbuti, Kasimirus Ndiken salah satunya menyatakan bahwa pembangunan ini dapat membuat umat katolik mendapatkan buah-buah rohani yang berlimpah. ”Salah satu wujud adalah beroleh cinta kasih Yesus,” katanya.

Dari dahulu misionaris datang membawa agama katolik, tidak pernah mengalami pertentangan. Dalam adat Marind, mereka memegang agama kuno yang disebut Woliwa atau Waliwo. Dalam sosok itu, terdapat kebaikan, keadilan, mahakuasa, maha agung yang dikisahkan dalam cerita agama agama katolik dari Kitab Kejadian hingga Kitab Wahyu. ”Dalam kisah sengsara jelas. Bagaimana Yesus menyerahkan nyawa-Nya kepada sahabat-sahabatnya,”

Saat orang Belanda dalam hal ini misionaris masuk, suku Marind Anim pada khawatir. Mereka berpikir, agama katolik ini akan menyingkirkan agama asli. Tapi berjalannya waktu, ternyata agama katolik dengan agama asli tak hilang. Justeru sangat kompak hingga saat ini.”Waktu kami kecil, orang tua berpesan. Hanya satu kalian pegang dan yakini bahwa agama katolik melengkapi adat kita,” jelasya.

Misalnya kisah pencipataan alam semesta oleh Allah atau Aliwih. Bentuknya Roh sehingga saat penciptaan bumi, Roh Allah melayang-layang dan terciptanya alam semesta.

Dari sisi liturgi juga, terjadi inkulturasi. Misalnya saat peletakan batu pertama berbagai tanaman diberkati sebagai peringatan bahwa semua harus memelihara siklus alam semesta. Bagi orang Marind Anim, sangat regilius kalau dipadukan dengan ekaristi kudus.

Tanaman itu memberi peringatan kepada manusia bahwa alam patut dijaga oleh manusia. Misalnya buah kelapa mau diambil harus bersyukur kepada Tuhan karena manusia telah mengambilnya. Tetapi jangan lupa, manusia berterima kasih kepada tanah sebagai tempat pijakan karena menyuburkan tanaman itu.

Bukti karya Allah dengan wujud pendirian Patung Hati Kudus Yesus.” Maka kesempatan itu tentu merupakan satu penghargaan bagi para misionaris sejak 1902 membentuk Merauke ini. Bukan hanya sejarah rohani tetapi sejarah manusia di Selatan Papua,” kata Pastor Yohanes Mangkey, MSC.

Mereka menjadi pelopor kemanusiaan dan peradaban baru. Para misionaris membuat hal itu tanpa kenal waktu, suku bangsa, lintas agama dan lain sebagainya. Misionaris menaburkan benih-benih iman dengan hati. Dan hati mereka adalah hati Allah. Dan karya bakti tertinggi membuat masyarakat Papua Selatan menjunjung tinggi budaya cinta kasih dan iman.

Cinta kasih dalam keberagaman menjadi kebudayaan Marind Anim tak punah. Dan takaran tak pernah ditakar bukan karena kekayaan material tetapi kekayaan rohani. ”Saya berharap agar nilai-nilai luhur yang terangkum dalam cinta kasih itu bertumbuh dalam hati masyarakat,” turut Provinsial MSC Indonesia ini.

Berdirinya Patung Hati Kudus Yesus di Bumi Papua Selatan untuk memperingati bahwa Tuhan tetap menghadirkan cinta kasih-Nya. ”Kita semua berdoa agar proyek ini sukses dan Tuhan memberikan berkat berlimpah untuk semua pembangunnya seluruh masyarakat Papua Selatan.”

Leonardus Mahuze mengungkapkan, keberadaan patung Hati Kudus Yesus itu sebagai simbol peradaban kawasan Selatan Papua yang dilakukan Missionaris Hati Kudus Yesus sebagai pioner.(Kompas/Tim PPGI)