Monday 15 August 2011

Monday, August 15, 2011
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Sekretariat Kerjasama untuk Pelestarian Hutan Indonesia (SKEPHI) Anggap PGI dan KWI Dilobi untuk Statement.
AMSTERDAM (BELANDA) - Seruan dari organisasi berbasis agama di Indonesia termasuk Persekutuan Gereja di Indonesia (PGI) dan Konferensi Wali Gereja (KWI) yang meminta organisasi lingkungan Greenpeace keluar dari Indonesia, ditanggapi serius Sekretariat Kerjasama untuk Pelestarian Hutan Indonesia (SKEPHI) di Belanda.

Kepada RNW, Juru bicaranya Hasjrul Junaid, mengatakan kelompok-kelompok berbasis agama turut bersuara secara berlebihan. Menurutnya dana loterai bukanlah dana gambling atau judi. "Bagi masyarakat di Belanda dan Eropa, sistem loterai dengan memakai kode pos atau loterai nasional adalah hal biasa. Itu dilakukan oleh orang-orang di atas usia 17 tahun hingga 70 atau 80 tahun".

Sebagian uang loterai, oleh pihak pelaksana, dikembalikan dalam bentuk bantuan ke berbagai organisasi, bukan hanya organisasi lingkungan tapi juga organisasi yang bekerja untuk anak, yang mengirim tenaga untuk musibah kelaparan di Afrika, dan juga organisasi AIDS.

Ini mungkin karena Persekutuan Gereja di Indonesia (PGI) dan Konferensi Wali Gereja (KWI) sampai bisa bicara seperti itu tanpa melihat atau membuka situs web untuk melihat konteks berbicara, tapi mereka langsung ikut mengambil sikap seperti itu.

"Memang tidak ada kaitan antara kelompok-kelompok berbasis agama dengan perusahaan-perusahaan ini, tapi mereka itu bisa dilobi untuk memberi statement" ujarnya.

Menurut mereka, sumber dana dari LSM yang berbasis di Belanda ini berasal dari judi. Sementara Greenpeace belakangan ini gencar berkampanye menentang perusahaan-perusahaan minyak kelapa sawit di Indonesia.

Taruhan Perusahaan
Hasjrul Junaid melanjutkan di Indonesia juga banyak tempat gambling yang sifatnya tertutup dan tidak diketahui orang, tapi tidak pernah diributkan. Karena ini menyangkut Greenpeace maka mereka membesarkan kata loterai itu dengan judi atau sesuatu yang sifatnya haram.

Menurutnya, masalahnya adalah perusahaan atau pabrik kertas seperti Asia Pulp & Paper (APP) Indonesia sudah masuk ke pasar Eropa dan Amerika. Dan mereka melihat, kampanye Greenpeace suatu saat akan bisa merusak pasar mereka ini. Karena itu Greenpeace disudutkan.

Indonesia sangat berambisi untuk terus membuka lahan-lahan hutan untuk kelapa sawit, tapi seringkali yang terjadi bukan kelapa sawit tapi hutan menjadi habis. Walau demikian memang ini ada hubungannya dengan kampanye yang dianggap sangat potensial bagi pihak-pihak di Indonesia yang mempermasalahkan posisi pasar mereka di luar Indonesia.

Suara-suara yang mengkritik terakhir ini harus dilihat juga sebagai taruhan bagi pemegang modal besar atau perusahaan-perusahaan besar yang merasa terancam karena Greenpeace berkampanye di tingkat internasional.

Tidak mustahil mereka menggerakkan atau berhasil memicu reaksi-reaksi dari kelompok-kelompok beragama.

Apabila pihak-pihak agama ini kalau ingin mengecek di situs web postcode loterij atau loterai nasional, mereka bisa lihat bahwa bukan hanya Greenpeace saja yang mendapat dana itu.(RNW/Tim PPGI)