Sunday, 14 August 2011

Sunday, August 14, 2011
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca "Soegijapranata", Film Epik Tentang Monsinyur Albertus Soegijapranata, Uskup Agung Pertama Indonesia. SEMARANG (JATENG) - Film epik sejarah tokoh "Soegijapranata" yang berkisah tentang perjuangan Monsinyur

, Uskup Agung pertama dari kalangan pribumi itu bakal segera dibuat. Biayanya diperkirakan mencapai Rp 12 miliar.

"Dana sebesar itu sudah termasuk promosi, kalau untuk produksi saja mungkin sekitar delapan sampai sembilan miliar rupiah," kata FX. Murti Hadi Wijayanto SJ, anggota tim produser dan tim kreatif film Soegijapranata, di Semarang, Sabtu (13/08/2011) malam.

Ditemui di sela penggalangan dana untuk film "Soegijapranata" itu, ia mengaku dari dua kali penggalangan dana, yakni di Jakarta dan Semarang, ditambah lelang-lelang lukisan diperkirakan sudah terkumpul sekitar Rp7,5 miliar.

Menurut FX Murti Hadi SJ, Soegijapranata yang pernah menjadi Uskup Agung Semarang merupakan tokoh besar yang turut berperan melawan penjajah, meski ketika itu gereja Katolik diidentikkan dengan gerejanya orang-orang Belanda.

Namun, katanya, Soegijapranata sebagai pemimpin umat berani "keluar" dari kekatolikannya untuk membantu rakyat melawan penindasan penjajah, baik Belanda maupun Jepang, membuktikannya sebagai orang Indonesia sejati.

Film yang akan disutradarai Garin Nugroho itu, katanya, menceritakan kisah Soegijapranata pada periode 1940-1949 dengan latar di sejumlah kota seperti Semarang dan Yogyakarta, dengan berdurasi sekitar 1,5 jam.

"Dalam film ini (Soegijapranata, red.) akan muncul sejumlah tokoh nasional, seperti Soekarno dan Jenderal Soedirman. 'Casting' film akan dimulai bulan Agustus ini, kemungkinan minggu depan sudah dimulai 'casting'," katanya.

Untuk produksi film, ia memperkirakan sudah bisa dimulai penggarapannya pada pertengahan Oktober 2011, sementara untuk peluncuran film ditargetkan pada April 2012 sudah bisa disaksikan di bioskop-bioskop di Tanah Air.

"Pesan yang ingin disampaikan dalam film ini adalah multikulturalise dan nasionalisme. Sangat jarang ada tokoh agama yang mengemban tugas membina umat, memiliki pandangan keindonesiaan yang sangat luas," katanya.

Garin Nugroho, sutradara film "Soegijapranata" yang juga hadir dalam kesempatan itu mengatakan, gagasan untuk membuat film itu sudah muncul sekitar 2-3 tahun lalu, dan dimatangkan sekitar enam bulan.

"Kenapa sosok Romo Kanjeng (sapaan akrab Soegijapranata, red.)?, Saya menilai beliau merupakan tokoh yang memiliki kemampuan memimpin umat, sekaligus memandu kebangsaan. Dua hal yang sulit dilakukan sekaligus," katanya.

Ditanya rencana lokasi pengambilan gambar untuk film itu, Garin yang mengaku baru pertama kali menggarap film epik sejarah tokoh tersebut menyebutkan beberapa kota seperti Semarang, Yogyakarta, Klaten, dan Solo.

"Untuk Kota Semarang, sudah tentu kawasan Kota Lama, kemudian gereja-gereja. Ya nanti tunggu saja, kami juga perlu merestorasi lukisan di tembok salah satu gereja bersejarah di kota ini," katanya.

Pada penggalangan dana bertajuk "Gathering Charity: Silent Diplomacy" itu, dilelang lukisan "Mgr Soegijapranata" yang laku Rp100 juta dan lukisan "Lotus" Rp23,5 juta. Total hasil penggalangan dana mencapai Rp605,2 juta. (Antara)