Tuesday, 27 September 2011

Tuesday, September 27, 2011
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca 57 Tokoh Lintas Agama Galang Konsolidasi di Rumah Walikota Surakarta.
SOLO (JATENG) - Menyikapi peledakan bom bunuh diri di Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS) Kepunton, 57 tokoh lintas agama dan perwakilan organisasi masyarakat (ormas) mulai menggalang konsolidasi di rumah dinas Wali Kota Surakarta, Loji Gandrung, Senin (26/09/2011).

Dalam pertemuan itu, mereka menolak anggapan, jika peristiwa tersebut dilatarbelakangi konflik antaragama. Hal itu diungkapkan Wali Kota Joko Widodo, saat diwawancarai usai pertemuan yang berlangsung tertutup tersebut. “Peristiwa itu bukan konflik antaragama, melainkan perbuatan orang yang tidak bertanggungjawab. Semua yang hadir di sini sudah menyepakatinya,” tegas pria yang biasa disapa Jokowi ini.

Didampingi para peserta pertemuan, ia juga memastikan, pasca peledakan bom yang menewaskan satu orang dan melukai 28 jemaat gereja setempat itu, situasi Solo tetap aman dan kondusif.

”Tidak besar pengaruhnya bagi Solo. Kegiatan besar juga tetap dilangsungkan, termasuk Asian Parliamentary Assembly (APA), Rabu mendatang. Bahkan, seluruh elemen masyarakat dan tokoh lintas agama akan kami libatkan dalam kirab menyambut kegiatan tersebut, untuk membuktikannya.

Jokowi menambahkan, pertemuan tersebut juga menyepakati, pentingnya peningkatan komunikasi diantara semua pihak. Upaya itu dinilai mampu mencegah terulangnya kembali peristiwa tersebut. ”Selama ini koordinasi rutin memang kami sudah lakukan. Dan mulai hari ini, kami akan meningkatkan intensitasnya. Baik itu melalui dialog maupun bentuk-bentuk kegiatan lainnya,” papar dia.

Ketua Badan Kerja Sana Antar Gereja Kristen di Surakarta (BKSAG) Pendeta Anthon Karundeng menambahkan, kejadian itu justru kian mempererat tali persaudaraan antara semua elemen. "Dan kami ingin menunjukkan kepada seluruh masyarakat, baik masyarakat Indonesia dan dunia, jika Solo memang baik-baik saja," tegas dia.

Sementara itu pimpinan dan jemaat GBIS se Indonesia diminta untuk tetap tenang, sabar, tabah dan tidak terpancing tindakan kekerasan apa pun. ”Tetapi terus berusaha membangun rasa damai yang dibawa Kristus ke tengah-tengah dunia,” jelas Ketua Badan Penghubung GBIS Indonesia Pendeta Gideon Siregar membacakan pernyataan sikap dari GBIS.

Pada pernyataan sikap tersebut, sebut Gideon, Badan Penghubung GBIS Indonesia juga menyatakan keprihatinan yang mendalam serta turut merasakan kesedihan warga jemaat GBIS Kepunton Solo yang menjadi korban. Gideon juga memohon kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk sesegera mungkin menyelesaikan kasus dengan tuntas dan seadil-adilnya.

”Agar peristiwa serupa tidak terulang lagi dan masyarakat mempunyai rasa aman dalam melaksanakan kegiatannya,” tegas Gideon. (Suara Merdeka)