Benda dengan panjang sekitar 10 sentimeter dengan garis tengah sekitar 4 sentimeter itu ditemukan seorang warga sekitar pukul 08.00. Pengurus gereja yang berlokasi di Jalan Pattimura itu melaporkan temuan tersebut ke polisi. Tim Gegana Brimob Polda Maluku lantas turun ke lokasi mengamankan benda tersebut.
Menurut Kadiv Humas Polri, Irjen (Pol) Anton Bachrul Alam di Mabes Polri, Jakarta, benda diduga bom yang terbuat dari pipa besi tersebut selanjutnya dievakuasi oleh anggota Tim Jibom Gegana ke Mako Brimob Ambon.
Hasil pemeriksaan Tim Jibom, diketahui komponen bom terdiri dari casing berupa besi berdiameter 4 cm, panjang 10 cm dan isian black powder serta sumbu dari bambu berisi korek api.
Anton mengakui bahwa bom sejenis telah ditemukan di dua tempat lainnya di Ambon, yakni sebuah bom pertama yang meledak di Karang Panjang, pada Kamis (22/09/2011) dan bom kedua yang meledak di Terminal Mahardika pada Sabtu (24/09/2011) malam..
Jenis ketiga bom adalah sama, yakni rakitan. "Di Ambon memang ada kejadian ledakan bom dua kali. Yang satu tidak terjadi ledakan," ujar Anton .
Dengan kemiripan ketiga jenis bom, kepolisian menduga bahwa aksi teror tersebut dilakukan oleh orang yang sama namun ia belum bisa menyampaikan para pelaku di balik aksi teror tersebut sebab masih dalam penyelidikan.
Sedangkan Gubernur Maluku Karel Albert Rahalu melalui pesan pendek yang dikirim ke sejumlah warga Kota Ambon menghimbau agar warga tetap menjaga kedamaian dan tidak terprovokasi.
Benda diduga bom itu bersandar di sebuah pohon di trotoar jalan dekat area Pattimura Park yang berhadapan dengan Gereja Maranatha dan Kantor Sinode Gereja Protestan Maluku (GPM). (Tribunnews/Tim PPGI)
